Raja Yordania Abdullah II bertemu Donald Trump, Tolak Keras Gagasan Trump Terkait Warga Palestina

Raja Yordania Abdullah II bertemu dengan Donald Trump dan menolak keras gagasannya terkait warga Palestina.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 13 Feb 2025, 21:54 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 21:49 WIB
Raja Abdullah II dari Yordania dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa (11/2/2025).
Raja Abdullah II dari Yordania dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa (11/2/2025). (Dok. AP/Evan Vucci)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengadakan pertemuan bersama Raja Yordania Abdullah II di Gedung Putih pada Selasa (11/2/2025) waktu setempat. Melalui pertemuan tersebut Trump menyampaikan gagasannya untuk merelokasi warga Palestina.

Trump juga menyampaikan wacananya untuk membangun kembali Gaza di bawah kepemilikan AS. Adapun dengan rencana tersebut Raja Yordania Abdullah II menolak keras gagasan Trump. Pihaknya menegaskan bahwa Yordania dan negara Arab memiliki posisi kuat terkait wacana pemindahan warga Palestina dari Gaza.

“Saya menegaskan kembali posisi teguh Yordania terhadap pemindahan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Ini adalah posisi Arab yang bersatu,” ucapnya dalam pernyataan di media sosial, melansir dari AFP, Rabu (12/2/2025).

Raja Abdullah II berpendapat bahwa prioritas saat ini untuk membangun Gaza dan merawat masyarakat yang menderita akibat serangan Israel tanpa harus menggusur warga Palestina dari tempatnya.

“Membangun kembali Gaza tanpa menggusur warga Palestina dan mengatasi situasi kemanusiaan yang mengerikan harus menjadi prioritas semua pihak,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta AS untuk bersabar dan menyampaikan Mesir akan memberikan respon dan negara-negara Arab akan membahasnya dalam pertemuan di Riyadh, Arab Saudi.

“Mari kita tunggu sampai Mesir bisa datang dan menyampaikan hal ini kepada presiden dan tidak terburu-buru,” katanya.

Menegaskan Pentingnya untuk Menjaga Gencatan Senjata

Raja Abdullah II dari Yordania dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa (11/2/2025).
Raja Abdullah II dari Yordania dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa (11/2/2025). (Dok. AP/Evan Vucci)... Selengkapnya

Raja Abdullah II turut menegaskan terkait pentingnya dalam menjaga gencatan senjata di Gaza. Kemudian meningkatkan upaya internasional dalam merespon krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah tersebut.

Dia juga memperingatkan dampak serius yang terjadi akibat eskalasi Israel di Tepi Barat, perluasan pemukiman ilegal, serta pelanggaran terhadap situs suci Muslim dan Kristen di Yerusalem.

Sebagai informasi, saat ini Yordania dan Mesir tengah berada dalam tekanan setelah sebelumnya Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyerukan penguasaan Gaza dan pemindahan warga Palestina.

Namun, gagasan tersebut mendapatkan kecaman dan penolakan keras dari rakyat Palestina dan para pemimpin Arab.

Tolakan Keras Masyarakat Dunia

Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025). (Dok. Chip Somodevilla/Pool Photo via AP)     ... Selengkapnya

Gagasan Donald Trump dinilai kontroversial dan mengejutkan dunia karena keinginannya untuk “mengambil alih” Gaza dan bahkan mengusulkan untuk memiliki “kepemilikan” atas wilayah tersebut.

Sebagai informasi, gagasan kontroversial tersebut kembali dicetuskan Trump ketika konferensi pers bersama Perdana Menteri (PM), Benyamin Netanyahu di Gedung Putih, Minggu (9/2/2025).

Selain itu, sebelumnya Trump juga menyatakan AS akan menguasai jalur Gaza dan mengembangkannya secara ekonomi setelah merelokasi warga Palestina di gaza ke tempat-tempat lainnya.

Trump bahkan menyampaikan terkait “kepemilikan jangka panjang” oleh AS atas jalur Gaza dan menyebut AS akan meratakan Jalur Gaza serta membersihkan semua bangunan yang hancur untuk menciptakan pembangunan ekonomi serta menciptakan ribuan lapangan kerja.

“Jalur Gaza akan diserahkan kepada Amerika Serikat oleh Israel pada akhir pertempuran,” ucap Trump di media sosial Truth Social, mengutip dari Al Arabiya, Jumat (7/2/2025).

Sementara itu, gagasannya ditolak keras oleh dunia dan menegaskan bahwa Palestina tidak akan melepaskan tanah, hak, serta situs-situs suci mereka. Arab Saudi juga menolak keras segala upaya apa pun untuk mengusir warga Palestina dari tanahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya