Bidik Talenta Muda, Ekosistem Sepak Bola Putri Dipantik sejak Dini

Milklife dan Djarum Foundation berupaya membangun ekosistem sepak bola putri Indonesia secara berjenjang dan berkesinambungan

oleh Felek Wahyu diperbarui 15 Feb 2025, 21:33 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2025, 21:20 WIB
(Foto: liputan6.com/Felek Wahyu)
Pertandingan sengit antar pesepakbola putri terjadi di MilkLife Soccer Challenge - Semarang 2025 di Stadion Universitas Diponegoro Tembalang. (Foto: liputan6.com/Felek Wahyu)... Selengkapnya

Liputan6.com, Semarang - Bakti Olahraga Djarum Foundation bersama MilkLife menyelenggarakan MilkLife Soccer Challenge - Semarang 2025 di Stadion Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Arhanud Jatingaleh mulai Rabu (12/02/25) hingga Minggu (16/02/25).

Sekitar 1.225 siswi dari 66 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) di wilayah Semarang dan sekitarnya unjuk kemampuan dan bakat mengolah si kulit bundar di lapangan hijau Stadion Undip Semarang.

Ribuan peserta tersebut terdiri dalam 30 tim yang bersaing di Kategori Umur (KU) 10 dan 82 tim di KU 12. Tak hanya bersaing dalam kompetisi 7 vs 7, peserta juga ditantang menunjukkan bakat dan kemampuannya dalam berbagai uji ketangkasan atau Skill Challenge yang terdiri dari dribbling, passing & control, 1 on 1, shoot on target, serta penalty shoot.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan MilkLife Soccer Challenge - Semarang 2025 merupakan bentuk keseriusan Bakti Olahraga Djarum Foundation membangun ekosistem sepak bola putri Indonesia secara berjenjang dan berkesinambungan. Ia menjelaskan, kompetisi usia dini yang rutin diselenggarakan diharapkan dapat mendorong lahirnya bibit-bibit pesepakbola putri yang kelak berjuang bagi Indonesia di masa mendatang.

“Kami menyadari, membangun ekosistem sepak bola putri tidak instan, melainkan penuh kesabaran dan konsistensi. Untuk itu, kami terus menyelenggarakan MilkLife Soccer Challenge sebagai upaya membangun fondasi yang kokoh bagi olahraga sekaligus menunjukkan kepada masyarakat dan berbagai stakeholder terkait bahwa kami sangat serius melakukan pemassalan khususnya di level usia dini,” ujar Yoppy.

Hal senada diungkap, Brand Manager MilkLife, Adrian Tan menuturkan komitmen MilkLife dalam mendukung gelaran MilkLife Soccer Challenge tak lepas dari upaya mendukung lahirnya generasi hebat Indonesia di masa mendatang. Ia pun bersyukur, penyelenggaraan turnamen sepak bola putri ini mendapatkan respon positif yang sangat tinggi di tengah masyarakat.

“Penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap program tujuh pilar tumbuh kembang anak sehat inisiasi pemerintah yang meliputi bangun pagi hari, beribadah, berolahraga, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, rajin belajar, bermasyarakat, dan tidur lebih awal. Semoga dengan semakin banyak siswi yang mengikuti turnamen ini, akan lahir generasi yang #BeraniCetakGol dan berprestasi,” tutur Adrian.

Upaya memutar roda ekosistem sepak bola putri di level usia dini tersebut mulai membuahkan hasil. Salah satunya terlihat di SDN Klepu 03 Semarang yang sudah mengikuti MilkLife Soccer Challenge sejak tahun lalu.

Kepala Sekolah SDN Klepu 03 Semarang, Didit Sulistio, menyebut turnamen sepak bola putri ini tidak hanya menjadi wadah bagi para siswi dalam menyalurkan bakat di lapangan hijau, tapi juga diharapkan menjadi ladang prestasi non akademik bagi anak didiknya. Untuk itu, ia bersama jajaran guru dan pelatih menggodok dengan matang tim yang akan berlaga di MilkLife Soccer Challenge.

“Ketika MilkLife Soccer Challenge mulai bergulir tahun lalu di Semarang, kami berpikir bahwa turnamen ini bisa menjadi ajang bagi para anak didik menuai prestasi non akademik. Untuk itu, kami menyusun program komprehensif seperti membuat Sekolah Sepak Bola (SSB) di sekolah kami dan membentuk tim yang akan berlaga di setiap gelaran MilkLife Soccer Challenge," ungkapnya.

"Bahkan, sebelum ikut turnamen ini kami menyelenggarakan training camp guna mematangkan kemampuan para siswi sehingga bisa memaksimalkan bakatnya ketika bertanding,” jelas dia.

Membidik Lahirnya Talenta Sepak Bola Putri

Pertandingan sengit antar pesepakbola putri terjadi di MilkLife Soccer Challenge - Semarang 2025 di Stadion Universitas Diponegoro Tembalang. (Foto: liputan6.com/Felek Wahyu)
Pertandingan sengit antar pesepakbola putri terjadi di MilkLife Soccer Challenge - Semarang 2025 di Stadion Universitas Diponegoro Tembalang. (Foto: liputan6.com/Felek Wahyu)... Selengkapnya

Hasilnya, para punggawa SDN Klepu 03 sukses mengharumkan nama sekolah. Pada gelaran MilkLife Soccer Challenge Semarang Seri 1 2024, mereka berhasil menembus babak semifinal di KU12. Prestasi mereka meningkat di Seri 2 2024, dengan menyabet gelar kampiun untuk KU10. Bahkan, dalam MilkLife Soccer Challenge Semarang 2025, hingga Sabtu (15/2), tim KU10 SDN Klepu 03 sukses menjejakkan kaki di babak semifinal berkat kemenangan 8-0 atas SDN Sendangmulyo 02.

Guru Olahraga sekaligus Pelatih SDN Klepu 03, Altariq Bagus Istianto mengatakan kilauan prestasi anak didiknya tak lepas dari usaha dan kerja keras demi memantik bakat dan kemampuan mengolah si kulit bundar. Dimulai dari menyiapkan sarana yang mendukung hingga menyusun jadwal latihan serta mencari lawan tanding yang mumpuni demi menambah jam terbang.

“Bersama orangtua, kami mencari sarana yang mendukung bagi para peserta agar latihan mereka bisa berjalan baik. Lalu, kami juga rutin menggelar latihan persahabatan, salah satunya dengan tim All Stars Kudus sebanyak tiga kali. Tim juga diikutkan ke Pekan Olahraga Pelajar Daerah di Semarang. Mereka melawan tim putra, yang memiliki dampak positif untuk mempercepat peningkatan kemampuan para siswi. Semua ini demi menambah jam terbang karena kami punya mimpi besar, semoga lahir atlet profesional sepak bola putri yang memperkuat tim nasional Indonesia yang berasal dari SDN Klepu 03,” kata Altariq.

Upaya tersebut membuat para punggawa SDN Klepu 03 memiliki kemampuan yang lebih baik di lapangan. Salah satunya ialah striker andalan sekolah tersebut, Shakila Azalia Ardhani. Tiga kali mengikuti MlikLife Soccer Challenge sejak 2024, kemahirannya mencetak gol meningkat drastis. Pada Seri 1 2024, ia hanya mencetak empat gol. Sementara di Seri 2 2024, ia masuk jajaran tiga besar pencetak gol terbanyak dengan kemasan delapan gol.

Menariknya, di MilkLife Soccer Challenge Semarang 2025, Shakila telah mengoleksi 35 gol hingga babak perempatfinal. Ia berpeluang menjadi top scorer karena timnya akan berlaga di partai semifinal, Minggu (16/2) pagi.

"Sejak bermain di MilkLife Soccer Challenge tahun lalu, saya semakin rutin berlatih keras bersama teman-teman di sekolah. Sekarang bisa lebih jago menggiring bola, menggocek, mencetak gol. Senang banget sekarang mampu mencetak banyak gol dan semoga bisa menjadi top scorer. Saya sangat ingin menjadi pemain timnas putri Indonesia seperti idola saya, Claudia Scheneumann," ucap Shakila.

Tak hanya membidik lahirnya bibit-bibit pesepak bola berbakat melalui turnamen KU 10 dan KU 12, MilkLife Soccer Challenge juga berupaya menumbuhkan kecintaan terhadap cabang olahraga ini melalui Festival SenengSoccer. Festival yang terbuka untuk umum dan gratis ini melibatkan para siswi MI dan SD dengan cakupan usia 6 hingga 8 tahun.

Mengadopsi berbagai uji ketangkasan, Festival SenengSoccer terdiri dari tujuh rintangan berbeda yang harus dilalui peserta. Pemenang ditentukan dengan torehan catatan waktu tercepat. Rintangan pertama peserta harus berlari zig-zag melewati rintangan, kedua mereka harus melakukan lemparan (throw in) sesuai aturan permainan sepak bola ke target yang tersedia.

Ketiga, mereka melakukan dribbling bola melewati lintasan berkelok, selanjutnya melepaskan passing/tendangan ke arah gawang sampai masuk. Tidak berhenti di situ, peserta pun masih harus melompat menggunakan dua kaki secara bersamaan melewati gawang rintangan. Kemudian melakukan shooting/tembakan sampai bola masuk ke gawang. Terakhir, mereka harus berlari secepat mungkin untuk menekan tombol timer selesai.

“Melalui Festival SenengSoccer kami berharap para putri usia 8 tahun ke bawah bisa merasakan dulu asyiknya bermain bola. Tidak perlu ada pertandingan, yang penting mereka tahu bermain sepak bola itu menyenangkan, dan minatnya tumbuh. Dengan melihat kakak-kakaknya bertanding sepak bola di lapangan yang sama juga akan memotivasi adik-adik untuk bisa menjadi pemain sepak bola mewakili sekolah,” bilang Yoppy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya