Liputan6.com, Bandung - Kawasan Sukamiskin di Bandung menyimpan sejarah panjang sebagai lokasi pesantren tertua di kota tersebut. Nama daerah ini berasal dari bahasa Arab yang mengalami transformasi pengucapan oleh masyarakat lokal selama lebih dari seabad.
Mengutip dari berbagai sumber, nama Sukamiskin berasal dari kata Arab suq (سوق) yang berarti pasar dan misk (مسك) yang berarti minyak wangi. Gabungan kata suq misk ini memiliki arti pasar minyak wangi,
Advertisement
Nama ini diberikan oleh KH R Muhammad bin KH R Alqo sebagai pendiri pesantren di kawasan tersebut. Pondok Pesantren Sukamiskin tercatat berdiri pada tahun 1881 Masehi atau 1298 Hijriah oleh dua tokoh agama terkemuka, KH R Alqo dan putranya KH R Muhammad.
Advertisement
Baca Juga
Lembaga pendidikan Islam ini menjadi pusat pengajaran agama pertama di Kota Bandung pada masa tersebut. Transformasi nama dari bahasa Arab ke pengucapan lokal terjadi secara alami.
Masyarakat Sunda yang kesulitan mengucapkan suq misk sesuai pelafalan Arab aslinya, secara bertahap mengubah penyebutan menjadi Sukamiskin. Keberadaan pesantren ini menciptakan daya tarik bagi para penuntut ilmu dari berbagai daerah.
Jumlah santri yang terus bertambah membuat kompleks pendidikan tersebut ramai seperti pasar tradisional. Keramaian inilah yang kemudian menguatkan pemaknaan nama suq misk sebagai metafora dari kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung di kawasan tersebut.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa pesantren ini bukan hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga berperan dalam perkembangan peradaban Islam di daerah Sunda. Para santri yang menyelesaikan pendidikan di Sukamiskin kemudian menyebar ke berbagai wilayah untuk mendirikan lembaga pendidikan serupa.
Perkembangan infrastruktur perkotaan Bandung selama periode kolonial dan pasca kemerdekaan memperluas pengaruh kawasan ini. Nama Sukamiskin yang awalnya hanya merujuk pada kompleks pesantren, secara bertahap berkembang menjadi identitas wilayah yang lebih luas.
Penulis: Ade Yofi Faidzun