Liputan6.com, Gorontalo - Hujan deras yang mengguyur wilayah Provinsi Gorontalo selama hampir sepekan tak hanya membawa dampak pada infrastruktur karena banjir, tetapi juga menggoyahkan roda perekonomian masyarakat kecil.
Salah satu kelompok yang paling terdampak adalah pedagang kaki lima, khususnya penjual takjil dan minuman es yang biasa menjajakan dagangan mereka menjelang waktu berbuka puasa.
Pantauan Liputan6.com, Di sepanjang jalan pusat kuliner Ramadan di Kota Gorontalo, pemandangan berbeda terlihat dalam beberapa hari terakhir.
Advertisement
Baca Juga
Jika biasanya antrean pembeli memenuhi lapak-lapak pedagang, kini banyak lapak kosong. Lapak basah terkena tempias hujan, dan pedagang yang hanya bisa pasrah menunggu pembeli yang tak kunjung datang.
Rizal, seorang pedagang takjil yang sudah lebih dari lima tahun berjualan di Kota Gorontalo, mengaku merasakan dampak besar akibat cuaca buruk ini.
Biasanya, dalam sehari ia bisa menjual ratusan bungkus kolak, gorengan, dan aneka kue tradisional. Namun, sejak hujan mengguyur tanpa henti, dagangannya lebih banyak tersisa.
"Kalau biasanya sebelum Maghrib dagangan saya sudah habis, sekarang masih tersisa banyak. Pembeli enggan keluar rumah karena hujan deras, jadi mereka memilih untuk membuat sendiri di rumah," ujarnya dengan nada lirih.
Hal serupa dialami oleh Siti Ibrahim, penjual es campur dan es buah. Di bulan Ramadan, minuman segar seperti yang ia jual biasanya laris manis. Namun, tahun ini, harapannya pupus akibat hujan yang tak kunjung reda.
"Orang-orang pasti lebih memilih minuman hangat saat cuaca dingin begini. Dagangan saya banyak tersisa, padahal sudah diantisipasi dengan mengurangi stok bahan. Tapi tetap saja rugi," katanya sambil merapikan dagangannya yang tak banyak tersentuh pembeli.
Simak juga video pilihan berikut:
Pembeli Beralih ke Masakan Rumah
Tak hanya pedagang yang merasakan dampaknya, para pembeli pun mengaku lebih memilih untuk menyiapkan makanan berbuka sendiri di rumah.
Indah Merjiu, seorang ibu rumah tangga, mengungkapkan bahwa dirinya lebih nyaman memasak sendiri dibanding harus keluar rumah saat hujan.
"Biasanya saya beli takjil di luar karena lebih praktis, tapi kalau hujan deras seperti ini, lebih baik buat sendiri di rumah. Lebih hemat juga," tuturnya sambil tertawa kecil.
Sementara itu, sejumlah pedagang berharap agar cuaca segera membaik. Mereka menggantungkan hidup dari berjualan di bulan Ramadan, momen yang seharusnya menjadi peluang besar untuk meningkatkan pendapatan.
"Harapan kami sederhana, semoga hujan segera reda dan pembeli kembali ramai. Kalau seperti ini terus, Ramadan yang seharusnya berkah justru jadi masa sulit bagi kami," pungkas Rizal.
Hingga kini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat belum memberikan kepastian kapan cuaca akan kembali normal. Namun, pedagang tetap berharap agar kondisi ini tidak berkepanjangan agar mereka bisa kembali mencari nafkah seperti biasa.
Advertisement
