Liputan6.com, Jakarta - Putu mayang adalah salah satu jajanan tradisional khas Betawi. Bukan sekadar kuliner legendaris, jajanan ini ternyata memiliki kaitan erat dengan cerita rakyat Betawi, Jampang Mayangsari.
Mengutip dari laman Seni & Budaya Betawi, kata mayang dalam cerita rakyat Jampang Mayangsari digambarkan sebagai sesuatu yang berombak, bergelung-gelung, dan indah. Dari sanalah inspirasi lahirnya putu mayang yang memiliki bentuk berombak dan bergelung-gelung.
Bentuk tersebut digambarkan seperti selendang yang berkibaran tertiup angin. Kecantikan kuliner ini semakin lengkap dengan tampilannya yang penuh warna.
Advertisement
Baca Juga
Secara spesifik, bentuk putu mayang menyerupai untaian benang. Selain berkaitan dengan cerita rakyat Betawi, jajanan tradisional ini juga menjadi cerminan sejarah dan mitos turun-temurun.
Berdasarkan tutur lisan secara turun-temurun, putu mayang juga berkaitan erat dengan kue asal India, yakni kue mayam. Hal ini disinyalir berhubungan dengan posisi Hindia Belanda, khususnya Batavia, pada masa lalu.
Batavia merupakan salah satu pelabuhan dan pusat perdagangan. Wilayah tersebut sekaligus menjadi pusat interaksi sosial yang akhirnya memicu masyarakat Betawi untuk membuat kue yang serupa dengan kue mayam asal India.
Versi lain mengatakan bahwa putu mayang terinspirasi dari kebiasaan masyarakat Tionghoa yang suka mengonsumsi mi. Selain mirip selendang tertiup angin dan untaian benang, bentuk putu mayang yang bergelombang juga kerap disebut mirip dengan bentuk mi.
Dalam tradisi masyarakat Betawi, jajanan ini biasanya dihidangkan sebagai takjil Ramadan atau camilan usai salat Tarawih. Pada hari-hari biasa, putu mayang kerap menjadi jajanan yang bisa dikonsumsi kapan saja.
Putu Mayang asli Betawi memiliki ciri khas tersendiri berupa warnanya yang putih seperti beras. Gumpalan adonannya tipis dan kecil.
Selain putih, putu mayang juga kerap dibuat dengan warna-warna mencolok yang menarik perhatian, seperti hijau, merah muda, kuning, maupun warna lain sesuai selera pembuatnya. Tampilannya yang penuh warna menambah keinginan untuk mencicipi kuliner Betawi ini.
Putu mayang dibuat dari bahan-bahan, seperti tepung beras, tepung tapioka, garam, santan, serta pewarna makanan. Putu mayang khas Betawi disajikan dengan sirup gula merah yang dibuat dari campuran gula merah, gula pasir, santan encer, garam, dan daun pandan.
Penulis: Resla