Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Batavia Prosperindo Asset Management, Lilis Setiadi menilai, pelaku pasar sedang menanti pemimpin baru yang sesuai harapan. Bila pemimpin baru tersebut sesuai harapan maka dapat berdampak positif ke bursa saham.
"Berdasarkan survei-survei yang yang sudah ada di pasar modal, kalau sesuai harapan pasar cenderung positif dan terjadi overshoot yang tinggi," ujar Lilis, saat ditemui wartawan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/7/2014).
Ia menambahkan, jika presiden terpilih tak sesuai dengan kehendak pasar maka diperkirakan perdagangan saham akan bergerak negatif. Kemungkinan perdagangan saham lebih diwarnai oleh aksi jual ketimbang aksi beli.
Advertisement
"Ini menyebabkan kondisi pasar saham melemah. Terjadi overshoot menurun," lanjutnya.
Meski demikian, sentimen pemilihan Presiden ini hanya memberikan sentimen jangka pendek ke bursa saham. Pasalnya pergerakan pasar saham lebih tergantung pada fundamental ekonomi.
"Kalau naik tidak selalu naik terus. Ini kan ujung-ujungnya nggak bisa naik harga saham sendiri," tukas dia.
Pada pukul 11.21 WIB, IHSG naik sekitar 46,59 poin ke level 5.035,03. Indeks saham LQ45 menguat 1,52 persen ke level 861,92. Nilai transaksi harian saham mencapai Rp 6 triliun. Bahkan investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 900 miliar.
Lilis menilai, hal itu karena euforia politik. "Euforia presiden sesuai market dan akan lebih panjang. Karena market senang, IHSG sudah 5.000an aja," kata dia.
Sementara itu, Analis PT Millenium Danatama Sekuritas Ahmad Riadi mengatakan, pemilihan Presiden semakin dekat, IHSG akan diwarnai aksi beli asing.
"Banyak kepentingan asing di sini karena pilpres menentukan arah kebijakan," ujar Ahmad.
Analis PT Samuel Sekuritas, Aiza mengatakan, penguatan indeks saham itu ditopang dari investor meyakini hasil exit poll pemilihan umum (Pemilu) di luar negeri yang beredar di masyarakat dengan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla tidak hanya sekadar menang tetapi juga menang dengan selisih sangat besar dari pasangan Prabowo-Hatta.
Seperti diketahui, Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi untuk memilih pemimpin baru pada 9 Juli 2014. Dalam penyelenggaraan pemilihan umum presiden ini, persaingan calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto dan calon presiden nomor urut dua Joko Widodo begitu ketat. Apalagi ketika masa kampanye, elektabilitas calon presiden nomor urut satu Prabowo Subianto meningkat. Hal ini sulit memprediksikan siapa yang akan menjadi pemenang. (Amd/Ahm)