IHSG Bakal Konsolidasi Selama Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 5.136-5.251 selama sepekan yang didominasi sentimen regional.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 08 Sep 2014, 06:20 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2014, 06:20 WIB
Ilustrasi ihsg
ilustrasi ihsg

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak mendatar selama sepekan. Secara teknikal, indeks saham bakal terkonsolidasi di level mendekati resistance.

Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan, gerak IHSG dominan dipengaruhi oleh sentimen regional.

"Data yang keluar di hari Senin ada trade balance, ekspor impor China, kemungkinan cukup baik," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (8/9/2014).

Dia mengatakan, hal tersebut ditambah dengan data inflasi China yang diperkirakan tak berubah secara signifikan. Dari Amerika Serikat, perdagangan saham menunggu laporan data initial jobless claims, trade balance, retail sales yang diperkirakan juga tak berubah banyak.

Namun demikian, Hans mengatakan, pelaku pasar mesti memperhatikan beberapa hal yang menekan laju indeks saham. Ia menuturkan, seperti perlambatan ekonomi dunia imbas dari aksi embargo antara Rusia dan Uni Eropa juga Amerika Serikat.

Tak hanya itu, indeks saham juga akan tertekan adanya ancaman  The Fed untuk mempercepat kenaikan suku bunga.

"Ada juga kekhawatiran kenaikan The Fed di tahun depan. Membuat pelaku pasar cenderung berhati-hati," ungkapnya.

Untuk domestik indeks saham dipengaruhi oleh ketidakpastian soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Dia memprediksi, selama sepekan IHSG bergerak di level support 5.136-5.050 dan resistance di level 5.232-5.251.

"Bila gagal, IHSG berpeluang membentuk double top dengan konfirmasi level 5136. Jadi bila nanti ditutup di bawah 5.136 IHSG berpeluang besar di jangka menengah dengan target turun ke 5.050," ungkapnya.

Analis PT Millenium Asset Management, Desmon Silitonga mengatakan, IHSG berpeluang  tembus di zona hijau. Hal itu didukung oleh kebijakan The Fed untuk menunda kenaikan peningkatan suku bunga. "Bahwa memang ada pengaruh suku bunga dari The Fed," kata dia.

Lanjutnya, IHSG juga dipengaruhi pengumuman besaran suku bunga dari BI yang diperkirakan tidak akan berubah. Dari dalam negeri, pasar juga memperhatikan adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM).

"BBM kan memang jadi hal yang dicermati investor tapi untuk September belum terlalu, itu kemungkinan jadi hangat diakhir bulan Oktober akhir pemerintahan SBY," tambah dia.

Desmon memprediksi, pada perdagangan saham kali ini indeks saham bergerak di level support 5.180 dan resistance 5.300.

Rekomendasi Saham

Pada perdagangan saham kali ini, Hans merekomendasikan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Sedangkan Desmon  memilih saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT PP Tbk (PTPP), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). (Amd/Ahm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya