Blue Bird Incar Dana Rp 2,4 Triliun dari Lepas 15% Saham

Blue Bird menurunkan jumlah saham yang ditawarkan ke publik menjadi sekitar 15 persen atau sekitar 376,50 juta saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Okt 2014, 13:15 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2014, 13:15 WIB
Ekspansi Blue Bird ke Malaysia Terbentur Regulasi
Taksi Blue Bird | Via: Antara

Liputan6.com, Jakarta - PT Blue Bird Tbk, perusahaan bergerak di bidang transportasi penumpang dan jasa pengangkutan darat menurunkan jumlah saham dan harga saham perdana yang ditawarkan ke publik.

Perseroan menawarkan jumlah saham yang ditawarkan ke publik menjadi 376,50 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 atau sekitar 15,04 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh ke perseroan. Demikian mengutip dari prospektus singkat yang diterbitkan, Kamis (30/10/2014)

Sebelumnya perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 531,4 juta saham atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh ke perseroan. Harga penawaran pun menjadi Rp 6.500 per saham dari harga saham yang ditawarkan sebelumnya di kisaran Rp 7.200-Rp 9.300.

Jadi total dana yang akan diraup perseroan mencapai Rp 2,44 triliun dari hasil penawaran saham perdana/initial public offering (IPO). Selain itu, perseroan juga melaksanakan program employee stock aloocation (ESA) dengan mengalokasikan sekitar 3 juta saham atau sebanyak 0,79 persen dari jumlah saham yang ditawarkan ke publik.

Tak hanya itu saja perseroan juga melakukan MESOP yang dapat dilaksanakan menjadi saham sebanyak-banyaknya 25,02 juta saham atau sebanyak-banyaknya 1 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.

Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk melunasi pinjaman yang dialokasikan sebanyak 53,04 persen. Lalu sisa dana IPO sekitar 46,96 persen akan digunakan untuk membiayai belanja modal seperti pembelian armada kendaraan dan akuisisi tanah dan bangunan yang digunakan sebagai pool.

Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk para penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Credit Suisse Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, dan PT UBS Securities Indonesia.

Jadwal penawaran saham perdana antara lain pernyataan efektif dari OJK pada 29 Oktober 2014. Lalu masa penawaran umum pada 30 dan 31 Oktober 2014, penjatahan pada 3 November 2014. Sementara itu distribusi saham secara elektronik pada 4 November 2014. Sedangkan pengembalian uang pemsanan dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 November 2014.

 

Rekomendasi Saham

Ilustrasi IHSG
Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Rekomendasi Saham

Menurut Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, harga saham Blue Bird di kisaran Rp 6.500 per saham cukup mahal. Namun kalau dari segi price earning ratio (PER) masih wajar." PER Blue Bird tidak jauh beda dengan PT Express Transindo Utama di kisaran 15x," kata Kiswoyo saat dihubungi Liputan6.com.

Kiswoyo merekomendasikan beli saham Blue Bird dengan jumlah terbatas. Sementara itu dalam riset PT KDB Daewoo Securitie, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan investor dalam rangka IPO Blue Bird. Pertama, perpindahan pelanggan sebagai akibat perkembangan infrastruktur meski hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

"MRT tahap awal tahun 2018 kenaikan massive ratio kepemilikan mobil berbanding 100 penduduk," tulis riset PT KDB Daewoo Securities.

Kedua, kenaikan harga BBM bersubsidi yang dapat berakibat pada kenaikan tarif taksi dan menekan tingkat pengguna taksi. Ketiga, per 17 Oktober, harga saham Blue Bird menunjukkan PE sekitar 17,1-21,1x VS dengan FY15F EPS).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya