Liputan6.com, Jakarta - PT Mayora Indah Tbk (MYOR), salah satu perusahaan consumer mencatatkan kinerja kurang gemilang pada 2014. Laba bersih turun 59,56 persen menjadi Rp 409,82 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,01 triliun.
Meski laba bersih turun, penjualan bersih naik 17,9 persen menjadi Rp 14,16 triliun. Beban pokok penjualan naik 27,98 persen menjadi Rp 11,63 triliun. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (5/4/2015).
Perseroan mencatatkan laba bruto merosot 13,22 persen dari Rp 2,92 triliun pada 2013 menjadi Rp 2,53 triliun pada 2014. Kinerja laba bersih merosot ini dipicu dari kerugian selisih kurs mencapai Rp 18,52 miliar pada 2014 dari periode sama sebelumnya untung Rp 308,44 miliar.
Advertisement
Selain itu, perseroan mencatatkan kenaikan di sejumlah pos beban. Beban penjualan naik 0,6 persen dari Rp 1,27 triliun pada 2013 menjadi Rp 1,28 triliun pada 2014. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 359,97 miliar.
Hal itu membuat laba usaha perseroan tergelincir 31,61 persen dari Rp 1,3 triliun pada 2013 menjadi Rp 891,29 miliar pada 2014. Beban bunga naik 39,55 persen menjadi Rp 358,43 miliar pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 256,84 miliar.
Dengan melihat kinerja itu, laba per saham turun menjadi 451 pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya 1.115.
Total liabilitas naik 6,43 persen menjadi Rp 6,19 triliun pada 31 Desember 2014 dari periode 31 Desember 2013 sebesar Rp 5,81 triliun. Ekuitas tumbuh 5,3 persen menjadi Rp 4,1 triliun pada 31 Desember 2014. Perseroan mengantongi kas sebesar Rp 712,92 miliar.
Pada perdagangan saham Kamis, 2 April 2015, saham PT Mayora Indah Tbk turun 0,34 persen menjadi Rp 28.900 per saham. Harga saham PT Mayora Indah Tbk ditransaksikan di kisaran Rp 28.800-Rp 29.000 per saham. (Ahm/)