Harga Batu Bara Turun, Pendapatan Bukit Asam Hanya Naik 1%

Penjualan baru bara Bukit Asam naik 2,02 persen dari 8,83 juta ton menjadi 9,03 juta ton.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 29 Jul 2015, 16:32 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2015, 16:32 WIB
Batu Bara
(ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) cukup stagnan pada semester I 2015. Hal tersebut terjadi karena harga jual rata-rata komoditas batu bara mengalami penurunan.

Berdasarkan keterbukaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan Bukit Asam pada enam bulan pertama tahun ini (Januari-Juni 2015) tercatat Rp 6,51 triliun. Jika dibanding tahun tahun hanya naik 1 persen. Pada periode Januari-Juni 2014, pendapatan perseroan di angka Rp 6,43 triliun. Dari sisi penjualan baru bara, terjadi peningkatan 2,02 persen, dari semester I tahun lalu yang tercatat 8,83 juta ton menjadi 9,03 juta ton.

"Harga jual rata-rata tertimbang terkoreksi sebesar 3 persen menjadi Rp 703.005 per ton dibanding harga jual rata-rata tertimbang pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat berada di angka Rp 726.766 per ton," jelas Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Joko Pramono, Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Dengan pendapatan dan harga jual produk yang cenderung stagnan tersebut, Bukit Asam hanya mampu meraup laba bersih Rp 800 miliar. Joko memaparkan, untuk penjualan khusus ekspor, perseroan mampu mendongkraknya sebesar 20 persen dari 3,36 juta ton menjadi 4,41 juta ton.

Adapun negara tujuan ekspor Bukit Asam diantaranya Taiwan, Jepang, Malaysia dan India. Serta penetrasi ke pasar baru ke Kamboja, Korea Selatan, Srilanka, Bangladesh dan Vietnam.

"Sementara penjualan domestik sebesar 4,62 juta ton atau turun 10 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,16 juta ton. Sehingga komposisi ekspor dan penjualan domestik menjadi 49 persen dan 51 persen," katanya.

Dia mengungkapkan, penjualan tersebut berasal dari produksi dan pembelian sebesar 9,14 juta ton. Jumlah itu meningkat 4 persen dibanding periode tahun sebelumnya 8,76 juta ton.

"Kenaikan volume penjualan ini juga tak luput dari peningkatan angkutan kereta api dari lokasi tambang di Tanjung Enim menuju Pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung dan Dermaga Kertapati di Palembang menjadi 7,47 juta ton atau naik 5 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar 7,11 juta ton," tandas dia. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya