Bukit Asam Akuisisi Dua Perusahaan Batu Bara

PT Bukit Asam Tbk akuisisi dua perusahaan batu bara untuk mendukung target kinerja perseroan pada 2015.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Mei 2015, 11:11 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2015, 11:11 WIB
Rayu Investor Bangun Pembangkit, ESDM Bikin Acuan Harga Batu Bara
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak menyamakan harga batu bara dengan harga Internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Harga batu bara lesu tak membuat PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhenti ekspansi. Perusahaan Badan Usaha Milik Negara ini melalui anak usahanya PT Internasional Prima Coal mengakuisisi dua perusahaan batu bara pada 28 Mei 2015.

Dua perusahaan yang diakuisisi itu antara lain PT Tabalong Prima Resources (TPR) yang berlokasi di kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan dan PT Mitra Hasrat Bersama (MHB) di kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Kedua perusahaan ini beroperasi secara terintegrasi.

Total nilai akuisisi sekitar US$ 36 juta atau sekitar Rp 475,93 miliar (asumsi kurs Rp 13.220 per dolar Amerika Serikat (AS). PTBA telah melakukan transaksi tahap awal sebesar US$ 12,3 juta atau34,7 persen dari nilai totalnya pada 28 Mei 2015.

"Diharapkan selambat-lambatnya enam bulan sejak penandatanganan akte jual beli pada Kamis 28 Mei 2015, PT IPC sudah mengakuisisi 100 persen saham kedua perusahaan tersebut," kata Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Joko Pramono dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang ditulis Jumat (29/5/2015).

Ada pun PT Tabalong Prima Resources memiliki sumber daya batu bara sebanyak 292 juta ton dan cadangan batu bara (mineable) sebesar 109 juta ton dalam wilayah izin usaha pertambangan (IUP) operasi dan produksi seluas 3.145 hektar dengan rata-rata hitungan stripping ratio sebesar 4,16.

Sedangkan PT Mitra Hasrat Bersama yang bergerak di infrastruktur dan sarana transportasi batua memiliki dermaga yang dapat disandari tongkang 300 feet atau sektiar 10.000 DWT, dan stockpile di atas 60 hektar yang didukung dengan fasilitas loading dan unloading menggunakan conveyor system di pinggir sungai Barito.

Untuk diketahui, perseroan menargetkan volume penjualan batu bara sebanyak 24 juta ton, atau naik 33 persen dari pada tahun lalu sebesar 17,96 juta ton.

"Dengan melakukan berbagai efisiensi di tengah pasar global batu bara yang tidak kondusif dan dengan dukungan sinergis strategis semua anak perusahaan PTBA optimistis untuk memenuji target kinerja 2015," kata Joko.

Pada perdagangan saham, Jumat pekan ini, saham Bukit Asam turun tipis 0,74 persen ke level Rp 10.050 per saham. Harga saham PTBA berada di level tertinggi Rp 10.150 dan terendah Rp 10.025 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sektiar 403 kali dengan nilai transaksi Rp 4,2 miliar.  (Ahm/)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya