Saham Utama Tak Tembus Resistance, IHSG Ditutup Melemah

Ada sebanyak 174 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Sep 2015, 16:17 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2015, 16:17 WIB
IHSG Merosot 32 Poin Kena Imbas Sentimen Global
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (4/9/2015), IHSG melemah 17,76 poin (0,40 persen) ke level 4.415,34.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan Jumat (4/9/2015). Sentimen Bursa Asia dan penurunan harga saham-saham utama menjadi pemicu IHSG bergerak di zona merah. 

Pada penutupan perdagangan saham, IHSG melemah 17,76 poin (0,40 persen) ke level 4.415,34. Indeks saham LQ45 melemah 0,44 persen ke level 749,84. Sebagian besar indeks saham acuan melemah kecuali indeks saham DBX yang mampu menguat 0,21 persen ke level 668,55.

Ada sebanyak 174 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Akan tetapi 100 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 73 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 184.510 kali dengan volume perdagangan saham 4,26 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham perkebunan naik 0,10 persen, sektor saham aneka industri mendaki 0,73 persen, Sektor saham consumer goods naik 0,32 persen dan sektor saham manufaktur menguat 0,27 persen.

Berdasarkan data RTI, aksi jual dan aksi beli investor asing cukup seimbang yaitu di kisaran Rp 1,6 triliun. Sedangkan investor lokal melakukan aksi beli sekitar Rp 2,5 triliun dan aksi jual RP 2,4 triliun.

Saham-saham yang mencatatkan penguatan antara lain saham HDTX naik 24,80 persen ke level Rp 780 per saham, saham ECII menguat 19,57 persen ke level Rp 1.100 per saham, dan saham OKAS mendaki 17,33 persen ke level Rp 88 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham INCI turun 9,85 persen ke level Rp 302 per saham, saham JKSW melemah 9,72 persen ke level Rp 65 per saham, dan saham INRU tergelincir 9,68 persen ke level Rp 280 per saham.

Analis PT Universal Broker, Satrio Utomo menjelaskan, sentimen dari luar yang mendorong pelemahan IHSG adalah ditutupnya Indeks Hang Seng Hong Kong di level 20.840, yang berada dib awah support pertama di 20.865. Namun memang, penutupan tersebut masih belum di bawah support kedua di 20.771.

Sedangkan pendorong pelemahan IHSG dari dalam engeri adalah turunnya beberapa saham utama yang seharusnya bisa menjadi pendorong IHSG. "Seharusnya saham-saham itu bisa mendorong ke level resistance namun ternyata tak mampu," tutupnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya