Uber Terancam Diblokir, Saham Express Melonjak

Saham PT Express Transindo Utama Tbk naik 27,3 persen ke level Rp 206 per saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Mar 2016, 15:29 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2016, 15:29 WIB
20151230-Penutupan Perdagangan Bursa 2015, Pegawai BEI Tiup Terompet
Pegawai mengenakan topi dan meniupkan trompet usai penutupan perdagangan saham tahun 2015 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan 2015 ditutup hari ini‎. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi layanan ride-sharing berbasis online Uber dan GrabCar yang terancam diblokir memberikan sentimen positif untuk pergerakan saham operator taksi.

Berdasarkan data RTI, saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) naik 27,33 persen ke level Rp 206 per saham pada sesi kedua perdagangan saham Senin (14/3/2016).

Saham PT Express Transindo Utama Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 208 dan terendah Rp 161 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 6.537 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 56,6 miliar.

Kondisi tersebut berbeda dengan pergerakan saham PT Blue Bird Tbk (BIRD). Saham PT Blue Bird Tbk bergerak stabil di kisaran Rp 6.125 per saham. Saham PT Blue Bird Tbk sempat melemah tipis ke level Rp 6.025 per saham.

Saham PT Blue Bird Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 6.175. Total frekuensi perdagangan saham 146 kali dengan nilai transaksi Rp 4,2 miliar.

Analis menilai kenaikan harga saham PT Express Transindo Utama Tbk dipicu ada indikasi perusahaan jasa aplikasi ride-sharing berbasis online diblokir memberikan sentimen positif untuk saham PT Express Transindo Utama Tbk.

"Ada indikasi aplikasi diblokir. Kalau itu diblokir maka positif ke PT Express Transindo Utama. Selama ini yang jadi masalah PT Express Transindo Utama Tbk yaitu dari perusahaan jasa aplikasi dan persaingan dengan Blue Bird," kata Analis PT First Asia Capital David Sutyanto saat dihubungi Liputan6.com, Senin (14/3/2016).

Lebih lanjut ia menuturkan, sentimen indikasi pemblokiran perusahaan jasa aplikasi itu sementara. Jadi belum ada sentimen fundamental yang mempengaruhi pergerakan saham operator taksi.

Karena itu, David menyarankan pelaku pasar untuk mencermati pergerakan saham operator taksi lantaran belum ada sisi fundamental yang dukung harga saham operator taksi. "Kalau pemblokiran sudah jelas, dan bagaimana efektifnya. Kalau sekarang masuk masih berisiko cukup tinggi," kata dia.

Saat ditanya mengenai sentimen pemegang saham PT Express Transindo Utama Tbk yaitu Rajawali Corpora yang akan melepas kepemilikan sahamnya di PT Express Transindo Utama Tbk kepada sejumlah investor, David menilai sentimen tersebut belum terlalu mempengaruhi gerak harga saham PT Express Transindo Utama Tbk.

Seperti diketahui, ribuan sopir angkutan umum dan taksi berdemo menolak hadirnya layanan Uber Taxi dan Grab Car pada Senin 14 Maret 2016. Pemerintah langsung mengambil langkah cepat menyelesaikan tuntutan ribuan sopir tersebut.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata mengatakan, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan telah memberikan rekomendasi ke Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memblokir dua layanan transportasi berbasis aplikasi tersebut.

"Sudah dibuat surat dari Menhub untuk Menkominfo untuk pemblokiran aplikasi pemesanan Grab Car dan Uber Taxi," tutur Barata kepada Liputan6.com. (Ahm/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya