Aksi Beli Investor Asing Dorong IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Rabu (27/7/2016).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Jul 2016, 06:20 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2016, 06:20 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Aktifitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Rabu (27/7/2016). Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG akan bergerak pada support 5.175 dan resistance 5.270.

Lanjar menerangkan, pada perdagangan saham Rabu (26/7/2016) IHSG cenderung tertekan namun mampu menguat tipis 3,59 poin ke level 5.224. Penguatan IHSG didorong oleh aksi beli investor asing yang mencapai Rp 378,69 miliar.

"Investor asing masih tercatat net buy sebesar Rp 378,69 miliar," kata dia di Jakarta, Rabu (27/6/2016).

‎Sementara, Bursa Asia ditutup variatif di mana penguatan tertinggi dipimpin oleh Bursa China. Lanjar menuturkan, Bursa China didorong oleh kinerja perusahaan yang membaik.

"Beberapa perusahaan besar di China mencatatkan kinerja cukup baik di tengah tahun ini," tutur dia.

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, IHSG berpotensi menguat pada perdagangan hari ini. IHSG diproyeksi bergerak pada level support 5.174 dan resistance 5.288.

William mengatakan, penguatan IHSG masih didorong oleh aliran dana asing yang masuk ke pasar modal.

"IHSG berpotensi menguat hari ini pasca konsolidasi. Capital inflow masih terus berlangsung menunjukkan potensi penguatan yang cukup besar," kata dia.

PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak variatif. Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak ke level support 5.175 dan resistance 5.250.

William merekomendasikan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Sinarmas memilih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), ‎PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya