Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mempertahankan geraknya di zona hijau pada awal pekan ini. Aliran dana investor asing di pasar reguler membantu kenaikan IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (19/9/2016), IHSG naik 54,07 poin atau 1,03 persen ke level 5.321,84. Indeks saham LQ45 menguat 1,28 persen ke level 919,21. Seluruh indeks saham kompak menghijau.
Pada awal pekan ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi 5.331,97 dan terendah 5.286,13. Ada sebanyak 194 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 120 saham melemah dan 76 saham lainnya diam di tempat.
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 205.021 kali dengan volume perdagangan 5,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5 triliun.
Di pasar reguler tercatat aksi beli investor asing sekitar Rp 75,39 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 13.149.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham tambang turun 0,53 persen. Sektor saham aneka industri naik 2,69 persen, dan membukukan penguatan terbesar. Sektor saham infrastruktur naik 1,97 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 1,2 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham MAYA menanjak 14,81 persen ke level Rp 3.100 per saham, saham CTRS menguat 8,7 persen ke level Rp 2.500 per saham, dan saham SHID mendaki 8,61 persen ke level Rp 820 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham NAGA turun 10 persen ke level Rp 198 per saham, saham BYAN tergelincir 9,33 persen ke level Rp 6.800 per saham, dan saham SGRO merosot 4,13 persen ke level Rp 2.090 per saham.
Bursa Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,92 persen ke level 23.550,44.
Advertisement
Indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,82 persen ke level 2.015,78, indeks saham Shanghai menanjak 0,77 persen ke level 3.026,05, indeks saham Singapura menguat 0,78 persen ke level 2.849,14, dan indeks saham Taiwan mendaki 2,81 persen ke level 9.151, dan membukukan penguatan terbesar pada awal pekan ini.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, sentimen di pasar modal tidak terlalu banyak. Pelaku pasar dinilai masih menunggu kepastian kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (The Fed) soal suku bunga.
William menilai, the Fed menaikkan suku bunga juga untuk memberikan keseimbangan apalagi usai melakukan quantative easing (QE). Selain itu, the Fed juga menjaga kestabilan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan investasinya.
"The Fed masih akan tetap mempertahankan suku bunganya. Dalam negeri belum ada sentimen," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, aliran dana investor asing yang kembali masuk ke pasar modal Indonesia juga mendukung penguatan IHSG. (Ahm/Ndw)