Bursa Asia Ambruk karena Serangan Trump ke Fed

Pelemahan bursa Asia ini mengikuti bursa saham Wall Street. Pasar tengah mencoba menimbang seberapa serius ancaman Donald Trump.

oleh Arthur Gideon Diperbarui 22 Apr 2025, 08:45 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2025, 08:45 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Bursa Asia sebagian besar melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (22/4/2025), mengikuti aksi jual Wall Street setelah Presiden AS Donald Trump mengkritik kebijakan Ketua Fed Jerome Powell. Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik dibuka lesu setelah serangan Trump terhadap pimpinan Bank Sentral AS atau Fed membuat Wall Street jatuh.

Bursa Asia sebagian besar melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (22/4/2025), mengikuti aksi jual Wall Street setelah Presiden AS Donald Trump mengkritik kebijakan Ketua Fed Jerome Powell.

Mengutip CNBC, Indeks saham Nikkei 225 Jepang dan juga Topix diperdagangkan mendatar.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,34% dan Kosdaq yang adalah indeks berkapitalisasi kecil sedikit lebih rendah.

Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,63%.

Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada di 21.285, sedikit lebih lemah dari penutupan terakhir HSI di 21.395,14.

Pelemahan bursa Asia ini mengikuti bursa saham Wall Street. Kontrak berjangka yang terkait dengan Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 18 poin. Kontrak berjangka S&P 500 maupun kontrak berjangka Nasdaq 100 juga juga diperdagangkan mendekati garis datar.

Semalam di AS, tiga indeks utama turun menyusul serangan Donald Trump terhadap Jerome Powell, yang menimbulkan pertanyaan tentang independensi bank sentral.

Dow Jones Industrial Average turun 971,82 poin atau 2,48% hingga ditutup pada 38.170,41. Indeks S&P 500 turun 2,36% dan berakhir pada 5.158,20, dan Nasdaq Composite turun 2,55% hingga ditutup pada 15.870,90.

Ekonom ANZ menulis dalam risetnya bahwa Powell menyebutkan bahwa independensi Fed adalah "masalah hukum." Pasar tengah mencoba menimbang seberapa serius ancaman hubungan kerja antara bank sentral dengan pemerintah AS, dibandingkan dengan berharap-harap cemas akan penurunan suku bunga.

 

Dolar AS Ambruk

The Fed
The Fed (www.n-tv.de)... Selengkapnya

Dolar mencapai level terendah dalam tiga tahun. Penurunan greenback ini terjadi setelah kritik Donald Trump terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat lalu.

Wakil Ketua Evercore ISI Krishna Guha mengatakan pada hari Senin di "Squawk Box," bahwa komentar Trump tersebut dapat menambah bahan bakar pada tren investor asing yang menarik diri dari AS.

"Kami melihat sinyal yang jelas dari pasar bahwa pasar tidak menyukai gagasan bahwa presiden mungkin mencoba untuk menyingkirkan ketua Fed. Telah terjadi hilangnya kepercayaan pada pembuatan kebijakan ekonomi AS dalam beberapa minggu terakhir," kata dia.

"Kami telah melihatnya dalam kombinasi yang sangat aneh dari tekanan ke atas pada imbal hasil obligasi jangka panjang yang dikombinasikan dengan dolar yang lebih lemah. Itu menunjukkan investor global menarik modal keluar dari AS," jelas Krishna Guha.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya