Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana menurunkan harga gas. Hal itu mengingat harga gas di Indonesia sangat tinggi ketimbang dengan negara ASEAN lainnya.
Pemerintah ingin harga gas di bawah US$ 6 per Mmbtu. Saat ini, harga gas di RI masih sekitar US$ 9,5-US$ 12 per Mmbtu.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan ada penurunan harga gas tersebut, akan memberikan dampak signifikan terhadap 10 sektor industri dan satu kawasan industri.
Namun, rencana pemerintah menurunkan harga gas tersebut menjadi sentimen negatif untuk pergerakan harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGN (PGAS).
Berdasarkan data RTI, pada perdagangan saham Rabu (5/10/2016), saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun 5,86 persen menjadi Rp 2.730 per saham. Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 2.860 per saham dan terendah Rp 2.730 per saham.
Advertisement
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 8.534 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 425 miliar. Penurunan harga saham PGAS ini, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya sangat mempengaruhi IHSG. Hal itu lantaran kapitalisasi pasar saham PGAS juga cukup besar di pasar modal Indonesia.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu pekan ini, IHSG merosot 51,66 poin atau 0,94 persen ke level 5.420,64.
William mengatakan, pelaku pasar merespons negatif rencana pemerintah menurunkan harga gas tersebut. Penurunan harga saham PGAS pun dinilai William masih wajar. "Ini wacana belum dilakukan. Direspons negatif. Padahal seharusnya tidak direspons negatif," kata William saat dihubungi Liputan6.com.
William menilai, harga gas turun memang dapat pengaruhi kinerja keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Akan tetapi, penurunan harga gas, William menuturkan dapat meningkatkan permintaan oleh industri. Selain itu, industri semen dan keramik juga dapat imbas positif dari penurunan harga gas.
Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk Heri Yusuf menuturkan, PGN siap mengikuti arahan dari pemerintah. Saat ini pemerintah membahas kebijakan teknis terkait mata rantai gas bumi serta struktur harganya. Ini dilakukan agar harga gas bumi yang digunakan industri dapat bersaing sehingga meningkatkan daya saing industri nasional.
"Sebagai badan usaha yang telah membangun dan mengoperasikan 76 persen pipa gas bumi nasional, PGN tetap berkomitmen memperluas infrastruktur gas bumi untuk tingkatkan pemanfaatan gas bumi nasional, serta demi mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi nasional," ujar Heri.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk mencatatkan penjualan menjadi US$ 1,43 miliar pada 30 Juni 2016. Sedangkan laba bersih sekitar US$ 154,83 juta. (Ahm/Ndw)