Jokowi Minta Harga Gas di RI Tak Lebih dari US$ 6 per Mmbtu

Kepada para menteri, Presiden Jokowi menginstruksikan beberapa hal untuk bisa menurunkan harga gas.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Okt 2016, 15:32 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2016, 15:32 WIB
Jokowi
Joko Widodo merupakan Presiden ke-7 Indonesia yang memenangi Pemilihan Presiden bersama wakilnya Jusuf Kalla pada 2014

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai harga gas Indonesia sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.‎ Saat ini, harga gas di RI masih sekitar US$ 9,5-US$ 12 per Mmbtu‎.

Untuk itu, Jokowi mengaku sudah melakukan hitungan agar bisa menekan harga gas. Hitungan ini yang akan menjadi patokan untuk menentukan langkah menurunkan harga gas di dalam negeri

"Saya kemarin hitung-hitungan, angkanya itu US$ 5-US$ 6 per Mmbtu, kalau tidak bisa ke angka itu, ya tidak usah saja. Kalau bisa malah di bawah itu," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Kepada para menteri, Jokowi menginstruksikan beberapa hal untuk bisa menurunkan harga gas. Mulai dari melakukan kerja yang lebih efektif dan memangkas rantai pasok gas di Indonesia yang cukup panjang.

Tidak hanya itu, Jokowi meminta kepada para menteri untuk memikirkan langkah yang memiliki dampak lanjutan. Tidak hanya menurunkan harga gas, tetapi juga mampu menarik investor.

"Harga gas harus tetap menarik investor dalam berinvestasi di sektor hulu. Pertimbangkan pula aspek berkelanjutan di semua sisi, baik investasi maupun sisi memperkuat daya saing industri kita," kata Jokowi.

Presiden memaparkan, saat ini harga gas di Indonesia antara US$ 9,5-US$ 12 per Mmbtu‎. Jika dibandingkan negara ASEAN lainnya, harga itu sangat tinggi. Bandingkan dengan harga gas Vietnam yang hanya US$ 7 per Mmbtu, Malaysia US$ 4 per Mmbtu dan Singapura US$ 4 per Mmbtu.

Jokowi mengaku heran, beberapa negara yang memiliki harga gas yang lebih
rendah tersebut justru mendapatkan pasokan secara impor. Sementara
Indonesia sendiri, pasokan gasnya berasal dari dalam negeri sendiri.(Yas/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya