Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini. Aksi jual investor asing menjadi katalis negatif untuk pasar saham.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (31/3/2017), IHSG melemah 24,84 poin atau 0,44 persen ke level 5.568,10. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,86 persen ke level 921,52. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 138 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 196 saham menguat, dan menahan pelemahan IHSG. 91 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Pada akhir Maret ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.606,02 dan terendah 5.568,10. Total frekuensi perdagangan saham sektiar 329.390 kali. Transaksi saham cukup ramai dengan volume perdagangan 11,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,8 triliun. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 238 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.318.
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah dengan sektor saham barang konsumsi turun 1,25 persen. Disusul sektor saham manufaktur tergelincir 0,83 persen dan sektor saham perdagangan susut 0,61 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham ICON menguat 24,67 persen ke level Rp 374 per saham, saham BINA melonjak 24,12 persen ke level Rp 1.055 per saham, dan saham JGLE tergelincir 24 persen ke level Rp 310 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham TFCO turun 25 persen ke level Rp 750 per saham, saham PUDP merosot 20 persen ke level Rp 412 per saham, dan saham MAYA susut 13,96 persen ke level Rp 2.650 per saham.
Bursa Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,78 persen ke level 24.111,59, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,20 persen ke level 2.160, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,81 persen ke level 18.909.
Selain itu, indeks saham Taiwan susut 0,37 persen ke level 9.811. Sedangkan indeks saham Shanghai menguat 0,38 persen ke level 3.222,51 dan indeks saham Singapura mendaki 0,15 persen ke level 3.177,86.
Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana menuturkan, IHSG sedang menguji level resistance. Namun aksi ambil untung oleh pelaku pasar usai alami penguatan, menurut Aditya telah menekan IHSG.
Selain itu, menurut Aditya lembaga pemeringkat internasional S&P tampaknya menunda kenaikan peringkat utang Indonesia berdampak ke pasar. Saat ini pasar juga mencermati rilis data ekonomi pada April. "Pelaku pasar juga mencermati target dan realisasi tax amnesty. Kemudian ada rilis data ekonomi pada awal April dan pertengahan April ada rilis pertumbuhan ekonomi pada kuartal I," ujar dia.