Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi cenderung tertekan pada perdagangan saham sepekan ini. Sentimen global dan domestik akan mempengaruhi laju indeks saham.
Head of Research PT Reliance Securities Robertus Yanuar Hardy mengatakan, terkait sentimen global pelaku pasar tengah menanti kepastian kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).
"Pekan ini investor masih akan menantikan pernyataan dari The Fed pada Rabu malam atau pada 3 Mei, yang diharapkan dapat memberi kepastian akan rencana kenaikan suku bunga bertahap yang diperkirakan berlanjut pada bulan Juni mendatang," kata dia di Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Advertisement
Selain itu, pelaku pasar tengah memperhatikan kondisi di Eropa. Khususnya, terkait berlangsungnya pemilihan umum (pemilu) di Perancis. "Pemilu Perancis putaran kedua yang akan dilaksanakan pada akhir pekan juga masih patut menjadi perhatian investor, di mana dua kandidat yang berhadapan masing-masing mewakili kubu yang pro dan kontra terhadap Uni Eropa," ungkap dia.
Baca Juga
Dari dalam negeri, pelaku pasar juga menunggu data inflasi. "Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi April berada pada kisaran 0,08 persen bulanan dan 4,17 persen tahunan, di mana kenaikan harga ayam dan tarif dasar listrik masih lebih dominan terhadap penurunan harga bawang merah dan sayur-sayuran," jelas dia.
Robertus memperkirakan IHSG di kisaran support 5.470 dan resistance 5.620 sepanjang pekan ini. Saham rekomendasi pekan ini antara lain, PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Pan Brothers Tbk (PBRX), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT).
Pada perdagangan pekan lalu, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG naik 0,36 persen pada pekan lalu di mana berhasil ditutup pada level 5.685,29 dibanding pekan sebelumnya yakni 5.664,48. Sejalan dengan itu, kapitalisasi pasar juga meningkat 0,39 persen menjadi Rp 6.189,63 triliun dari pekan sebelumnya Rp 6.164,98 triliun.
Rata-rata frekuensi transaksi harian saham meningkat 4,55 persen menjadi 296,11 ribu kali transaksi dari 283,22 ribu kali transaksi dari sepekan sebelumnya.
Namun, rata-rata volume transaksi harian turun 25,34 persen menjadi 10,19 miliar unit saham dari 13,65 miliar unit saham. Rata-rata nilai transaksi harian juga turun 3,31 persen menjadi Rp9,05 triliun dari Rp9,36 triliun pada sepekan sebelumnya.
Investor asing mencatatkan beli bersih Rp4,09 triliun di sepanjang pekan lalu. Sepanjang tahun investor asing masih mencatatkan beli bersih Rp21,89 triliun. (Amd/Gdn)