Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak empat anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melakukan penawaran saham ke publik atau initial public offering (IPO) tahun ini. Jumlah tersebut, susut dari rencana semula sebanyak sembilan perusahaan.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan, IPO anak usaha BUMN tergantung dari kesiapan perusahaan tersebut. Keempat perusahaan itu antara lain, PT GMF AeroAsia, PT Tugu Pratama Indonesia, PT Jasa Armada Indonesia, dan PT PP Presisi.
"GMF, Tugu, Presisi-nya PP, PT PP Presisi dulu Peralatan, Jasa Armada, at least 4 itu," kata dia kepada Liputan6.com seperti ditulis di Jakarta, Kamis (13/7/2017).Â
Advertisement
Baca Juga
Menurut Aloysius, keempat perusahaan tersebut sudah siap untuk menjalankan IPO tahun ini karena telah melalui beberapa tahapan seperti proses audit dan proses lainnya.Â
Untuk perusahaan lain, lanjut Aloysius, masih menimbang pula kondisi pasar. Pihaknya juga tak ingin jor-joran melepas perusahaan sejenis masuk pasar.
"Yang lain itu (PT Wika Realty) Realty properti itu kita masih lihat potensinya size relatif agak kecil sedang kalau masuk market jor-joran sejenis apa tidak lebih baik gabung-gabung dulu. Toh mereka akan masuk holding," ujar dia.
Keempat perusahaan yang akan IPO tersebut akan menggunakan laporan keuangan Juni 2017. Aloysius mengatakan, saat ini juga tengah disusun jadwal (schedule) untuk penyelenggaraan IPO supaya tidak berbenturan. Pihaknya pun belum bisa memastikan dana yang diraih dari aksi korporasi ini.
"Tergantung hasil akhir presentasi yang mereka float, kalau dulu saya hitung bisa Rp 20 triliun dari yang 9 (IPO anak usaha)," ujar dia.
Selain IPOÂ anak usaha, dia menuturkan 3 perusahaan BUMN tengah melakukan proses sekuritisasi aset. "Kemudian ditambah 3 sekurititasi, BTN tetap, PLN mungkin Rp 5 triliun-10 triliun, Jasa Marga sudah roadshow," tandas dia.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: