Laba Adaro Naik 82 Persen di Semester I 2017

Harga batu bara membaik mendorong kinerja laba PT Adaro Energy Tbk naik signifikan menjadi US$ 222,39 juta.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Sep 2017, 12:03 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2017, 12:03 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan kinerja positif hingga semester I 2017. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik 82,12 persen menjadi US$ 222,39 juta hingga semester I 2017. Periode semester I 2016 hanya US$ 122,11 juta.

Kenaikan laba itu didorong kenaikan pendapatan usaha 31,7 persen menjadi US$ 1,54 miliar hingga semester I 2017. Beban pokok pendapatan naik menjadi US$ 1,01 miliar. Hal itu mendorong laba bruto naik 75,97 persen menjadi US$ 532,6 juta.

Laba usaha naik menjadi US$ 446,6 juta pada semester I 2017 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 236,46 juta. Perseroan juga mencatatkan kenaikan pendapatan keuangan dari US$ 3,9 juta pada semester I 2016 menjadi US$ 6,64 juta. Perseroan juga dapat keuntungan dari entitas asosiasi sebesar US$ 3,92 juta.

Mengutip keterangan tertulis perseroan, Jumat (8/9/2017), harga jual rata-rata naik 42 persen dari periode sama tahun lalu akibat membaiknya fundamental pasar batu bara dengan penguatan harga batu bara global. Ini sebabkan kenaikan harga jual rata-rata Adaro Energy.

Dvisi pertambangan dan perdagangan batu bara Adaro Energy menyumbangkan 93 persen dari total pendapatan usaha perseroan. Pada semester I 2017, produksi batu bara Adaro Energy mencapai 25,13 metric ton. Penjualan batu bara perseroan 25,27 juta metric ton.

Selain itu, royalti yang dibayarkan kepada pemerintah Indonesia naik 36 persen menjadi US$ 161 juta akibat kenaikan pendapatan usaha.

"Di tengah ketidakpastian pasar batu bara, kami tetap yakin dengan fundamental jangka panjang dari pasar ini, yang didukung oleh perkembangan di Asia. Kami terus fokus pada keunggulan operasional dan efisiensi biaya di ketiga pilar pertumbuhan perusahaan dalam menyeimbangkan karakteristik batu bara yang siklikal," ujar CEO Adaro Energy Garibaldi Tohir.

Ia menambahkan, sebagai hasilnya, Adaro Energy memiliki keuangan yang semakin kuat dan tetap bertahan di jalur tepat untuk menghasilkan fundamental yang solid dalam waktu panjang.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

Kurangi Utang

Adaro juga terus mengurangi utang bank jangka panjang dengan membayar secara berkala sehingga menurunkan utang bank jangka panjang sebesar 9 persen dari periode sama tahun lalu menjadi US$ 1.303 juta.

Selama periode ini, pembayaran utang bank oleh Adaro Energy mencapai US$ 64 juta sehingga utang bersih berkurang 78 persen menjadi US$ 157 juta dengan ada arus kas yang masuk kuat.

Adaro Energy juga pertahankan likuiditas yang baik sebesar US$ 1.316 juta yang terdiri dari US$ 1.236 juta dalam bentuk kas dan US$ 80 juta dalam bentuk fasilitas pinjaman yang belum dipakai. Jadwal pembayaran utang rata-rata dari 2-17-2019 berada pada level terkendali sekitar US$ 166 juta per tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya