Liputan6.com, Jakarta Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi variatif pada perdagangan saham sepekan ke depan. Pelaku pasar tengah menanti sentimen positif penggerak IHSG.
"Pergerakannya pun akan dipengaruhi oleh seberapa positifkah sentimen di pekan depan dan reaksi dari pelaku pasar. Diharapkan penguatan dapat kembali terjadi," kata Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin (2/10/2017).
Dia meminta pelaku pasar mencermati berbagai sentimen yang terjadi di pasar. Pelaku pasar juga mesti mewaspadai adanya aksi ambil untung.
Advertisement
Pekan lalu, IHSG melemah 0,18 persen dari pekan sebelumnya 5.911,70 menjadi 5.900,85. Nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) juga susut 0,16 persen menjadi Rp 6.473,35 triliun dari pekan sebelumnya Rp 6.484,17 triliun.
Sepanjang pekan kemarin, investor asing mencatatkan jual bersih dengan nilai Rp 2,46 triliun. Sepanjang tahun ini, investor asing mencatatkan jual bersih dengan nilai Rp10,73 triliun.
Reza menerangkan, IHSG melemah karena minim sentimen. Hal itu ditambah meningkatnya tensi geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara.
"Minimnya sentimen positif dari dalam negeri dan imbas dari pergerakan pasar global yang melemah terutama dengan adanya kekhawaritan meningkatnya tensi geopolitik AS dan Korea Utara tampaknya berimbas pada IHSG," jelas dia.
Dia memperkirakan IHSG berada pada support 5.830-5.865. Kemudian resistance pada level 5.924-5.943.
Reza merekomendasikan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).