Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi kembali menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. IHSG saat ini dalam tren menguat.
Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, tren penguatan terlihat adanya aksi beli pada penutupan perdagangan saham kemarin.
"Mulai adanya aksi beli jelang penutupan diharapkan menjadi momentum pembalikan arah menguat dari IHSG sehingga pergerakan selanjutnya dapat menemukan kembali tren kenaikannya," kata dia di Jakarta, Rabu (6/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Pada perdagangan saham kemarin, IHSG naik 0,04 persen dan ditutup pada level 6.000,47. Meski berpeluang menguat, Reza meminta pelaku pasar mencermati sentimen yang ada.
"Tetap antisipasi berbagai sentimen yang dapat menahan penguatan kembali IHSG," ujar dia.
Perdagangan saham kali ini, Reza memperkirakan IHSG berada pada support 5.977,83-5.955,19. Sedangkan resistance pada level 6.024,76-6.049,05.
Dia merekomendasikan saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penutupan perdagangan Selasa
Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, IHSG naik tipis 2,27 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.000,47. Indeks saham LQ45 juga naik 0,42 persen ke posisi 1.012,89. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Ada sebanyak 98 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Namun, 252 saham melemah sehingga sempat membuat IHSG berada di zona merah. Sedangkan 110 saham lainnya diam di tempat.
IHSG sempat berada di level tertinggi 6.026,41 dan terendah 5.979,48.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 477.777 kali dengan volume perdagangan 9,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,4 triliun.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 275 miliar di semua pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.513.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham memerah. Sektor saham konstruksi turun 1,63 persen, dan catatkan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham perkebunan melemah 1,63 persen dan sektor saham industri dasar tertekan 1,41 persen.
Advertisement