Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG terlihat masih terus berusaha melanjutkan kenaikan. Rilis data ekonomi inflasi November 2017 sekitar 0,20 persen masih berdampak untuk pergerakan IHSG. Selain itu, menurut William, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga masih terlihat belum akan alami tekanan berarti.
"IHSG akan bergerak di kisaran 5.942-6.099 pada Selasa pekan ini," ujar William dalam ulasannya, Selasa (5/12/2017).
Advertisement
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG akan menguat terbatas dengan kisaran 5.978-6.036.
Baca Juga
"Pergerakan IHSG secara teknikal berhasil menguat. Indikasi penguatan lebih lanjut menguji angka psikologis 6.000 cukup kuat meski momentum tidak begitu optimistis," kata Lanjar.
IHSG naik 46,05 poin ke posisi 5.998 pada Senin pekan ini. Sejumlah sektor saham dukung penguatan IHSG antara lain sektor saham konsumer yang memimpin penguatan. Hal itu ditopang saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT AKR Corpindo Tbk (AKRA), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Elnusa Tbk (ELSA).
Sedangkan William memilih saham PT HM Sampoerna Tbk (HSMP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
IHSG Gagal Bertahan di Level 6.000
Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham awal pekan ini. Akan tetapi, IHSG belum mampu pertahankan level 6.000.
Jelang penutupan perdagangan saham, IHSG malah cenderung alami penguatan terbatas. Pada penutupan perdagangan saham, Senin 4 Desember 2017, IHSG naik 46,05 poin atau 0,77 persen ke posisi 5.998,19. Indeks saham LQ45 naik 1,59 persen ke posisi 1.007,89. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Ada sebanyak 121 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. 223 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 116 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.031,92 dan terendah 5.994,34.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 428.673 kali dengan volume perdagangan 16,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,6 triliun. Transaksi saham besar itu adanya transaksi saham di pasar negosiasi mencapai Rp 3,1 triliun untuk saham PT SMR Utama Tbk (SMRU).
Investor asing melakukan aksi jual Rp 885,73 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.515.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham barang konsumsi naik 2,38 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur mendaki 1,52 persen dan sektor saham aneka industri menanjak 1,22 persen. Sektor saham konstruksi susut 1,03 persen dan catatkan penurunan terbesar.
Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham TRAM naik 6,9 persen ke posisi Rp 155, saham HMSP melonjak 5,37 persen ke posisi Rp 4.320 per saham, dan saham ELSA mendaki 4,79 persen ke posisi Rp 394.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham SMDR turun 16 persen ke posisi Rp 378 per saham, saham AISA merosot 15,63 persen ke posisi Rp 540, dan saham BKSL tergelincir 9,62 persen ke posisi Rp 141 per saham.
Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,22 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,06 persen, dan indeks saham Taiwan mendaki 0,48 persen. Indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,49 persen, indeks saham Shanghai susut 0,24 persen, dan indeks saham Singapura turun 0,23 persen.
Advertisement