Nikkei dan Kospi Menguat, Bursa Australia Tertekan Tipis

Indeks acuan Jepang Nikkei 225 naik 0,22 persen di awal perdagangan, sektor otomotif jadi pendorong utama.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Jan 2018, 08:45 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2018, 08:45 WIB
Wanita-Wanita Cantik Berkimono Hiasi Pembukaan Bursa Saham Tokyo
Sejumlah wanita mengenakan busana kimono berpose setelah pembukaan pasar saham untuk tahun ini di Bursa Saham Tokyo, Jepang (4/1). Mereka hadir sebagai bagian dari upacara pembukaan bursa saham yang digelar setiap awal tahun. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Jumat pekan ini. Pergerakan bursa saham di kawasan Asia ini tidak mengikuti penutupan bursa AS yang tertekan.

Mengutip CNBC, Jumat (19/1/2018), indeks acuan Jepang Nikkei 225 naik 0,22 persen di awal perdagangan. Pada pekan ini, indeks tersebut menyentuh level tertinggi dalam 26 tahun terakhir tetapi kemudian kembali tertekan.

Sektor otomotif dan keuangan menjadi pendorong utama penguatan bursa Jepang pada hari ini. Saham Mitsubishi Motors naik 1,29 persen dan menjadi saham yang mencetak penguatan terbesar. Saham Toyota naik 0,12 persen.

Di sektor teknologi, saham Nintendo naik 2,5 persen, menyusul peluncuran aksesoris Nintendo Switch terbaru.

Bursa Korea Selatan, Kospi naik 0,17 persen. Saham otomotif bergerak positif sedangkan teknologi dan manufaktur bergerak campuran.

Samsung Electronics naik 0,36 persen pada awal perdagangan sementara saingannya SK Hynix melemah 0,27 persen.

Di Australia, indeks saham S&P/ASX 200 tak banyak berubah, hanya melemah tipis 0,06 persen. Saham pertambangan seperti Rio Tinto melemah 0,63 persen dan BHP merayap turun sebesar 0,06 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Wall Street Tertekan

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Wall Street terjatuh pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) karena kerugian di sektor industri dan sektor yang sensitif dengan perubahan suku bunga. Penguatan di sektor teknologi tak mampu mendorong bursa saham di Amerika Serikat tersebut untuk parkir di zona hijau.

Mengutip Reuters, Jumat (19/1/2018), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 97,84 poin atau 0,37 persen menjadi 26.017,81. Untuk S&P 500 kehilangan 4,53 poin atau 0,16 persen menjadi 2.798,03. Sedangkan Nasdaq Composite turun 2,23 poin atau 0,03 persen menjadi 7.296,05.

Sektor utilitas dan properti masing-masing turun 0,6 persen dan 1 persen. Kedua sektor tersebut bergerak berlawanan dengan imbal hasil oligasi pemerintah berjangka waktu 10 tahun. Saat ini imbal hasil obligasi tengah mencapai level tertinggi dalam 10 bulan sehingga membuat kedua sektor tersebut tertekan.

Boeing Bebani Dow Jones

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Saham yang membebani kinerja indeks acuan Dow Jones adalah Boeing dan General Electric. Kedua saham ini turun masing-masing 3,1 persen dan 3,3 persen. Pelemahan saham-saham ini membuat Dow Jones runtuh dari puncak tertinggi di angka 26.000.

"Saya melihat di sini tarik menarik antara seberapa cepat ekonomi tumbuh dan seberapa cepat suku bunga akan naik," jelas analis Edward Jones di St. Louis, Kate Warne.

"Ini menyebabkan volatilitas akan lebih tinggi pada 2018 ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," tambah dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya