Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada Selasa pekan ini. Laporan kinerja emiten akan pengaruhi laju IHSG.
Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya mengungkapkan laju IHSG berpeluang naik seiring rilis laporan keuangan emiten pada 2017. Diperkirakan rilis kinerja keuangan emiten cukup bagus sehingga memberikan sentimen positif cukup kuat bagi kelanjutan proses kenaikan IHSG.
William menambahkan, namun memang perjalanan penguatan IHSG juga dibayangi tekanan minor untuk menguji level support. Saat ini level support masih dipertahankan dengan baik. "IHSG akan bergerak di kisaran 6.502 - 6.713 pada Selasa pekan ini," tutur ia dalam ulasannya, Selasa (27/2/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, IHSG masih akan bergerak tertahan dengan indikasi melemah. IHSG akan bergerak di kisaran 6.500-6.590.
"IHSG bergerak bebas dengan di level support moving average 20 harian dengan indikasi menurun yang cukup kuat. Level IHSG dekati target pelemahan di support 6.522-6.500. Indikator stochastic melanjutkan pergerakan melemah dengan area jenuh jual," jelas Lanjar.
Analis PT Binaartha Institutional Research, Reza Priyambada menuturkan pergerakan IHSG akan bergerak pada level support di 6.517 - 6.528 dan resistance 6.575 - 6.590.
"Ketahanan IHSG rentan membuat arah pergerakan IHSG menjadi cenderung melemah dan membentuk tren pelemahan tambahan. Meski aksi jual dimungkin dapat kembali terjadi namun diharapkan aksi jual ini dapat terbatas untuk mengurangi tren penurunan yang terjadi," jelas Reza.
Untuk pilihan saham, Willliam memilih saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Telekomunikasi Indonesia Perserp (TLKM), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) untuk dicermati pelaku pasar.
Sedangkan Reza, ia memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT Acset Indonusa Tbk (ACST)."Buy on weakness untuk saham Unilever Indonesia di kisaran 53.800-53.850. Support di 53.825-53.875 dan resistance 54.350-54.475," ujar Reza.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Susut 65 Poin pada Perdagangan Kemarin
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada perdagangan saham awal pekan ini. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin 26 Februari 2018, IHSG melemah 65,13 poin atau 0,98 persen ke posisi 6.554,67. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,54 persen ke posisi 1.092,68.
Sebagian besar indeks saham acuan melemah. Ada sebanyak 211 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 127 saham lainnya diam di tempat. Lalu 149 saham menguat.Pada awal pekan ini, IHSG sempat melemah ke posisi 6.554,67. Sedangkan level IHSG tertinggi di kisaran 6.624,02. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 395.582 kali dengan volume perdagangan saham 12,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,9 triliun.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 776,25 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran 13.649.Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,66 persen dan sektor saham industri dasar menguat 0,12 persen. Sektor saham keuangan melemah 1,66 persen, dan catatkan penurunan terbesar.
Disusul sektor saham barang konsumsi susut 1,33 persen, dan sektor saham tambang merosot satu persen.Saham-saham yang menguat antara lain saham TAXI naik 28,85 persen ke posisi Rp 67, saham IKAI melonjak 25 persen ke posisi Rp 440 per saham, dan saham ESSA menanjak 15,75 persen ke posisi Rp 338 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham BGTG melemah 8,67 persen ke posisi Rp 137 per saham, saham BOSS susut 5,14 persen ke posisi Rp 1.600 per saham, dan saham PTBA tergelincir 4,71 persen ke posisi Rp 3.240 per saham.
Sementara itu, bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,65 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,25 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1,19 persen, indeks saham Shanghai menguat 1,23 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,64 persen, dan indeks saham Taiwan mendaki 0,39 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pelemahan IHSG didorong minimnya sentimen domestik. Sedangkan sentimen eksternal, Nafan menuturkan, pelaku pasar juga mencermati suku bunga the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat.
"Kenaikan suku bunga the Fed yang diproyeksikan secepatnya pada Maret memengaruhi para pelaku pasar untuk bersikap wait and see," kata Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, rupiah juga turut pengaruhi IHSG. "Rupiah sempat sentuh level 13.700 per dolar AS, tetapi mulai stabil di kisaran 13.657," kata dia.
Advertisement