Liputan6.com, Jakarta - Wall street mengalami penurunan harian terbesar sejak aksi jual pada tiga pekan lalu usai Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengeluarkan pernyataan soal pertumbuhan ekonomi AS.
Pernyataan Powell membangkitkan kekhawatiran dari pelaku pasar bahwa kemungkinan besar suku bunga acuan Bank Sentral AS akan naik lebih tinggi dari perkiraan awal.
Mengutip Reuters, Rabu (28/2/2018), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 299,24 poin atau 1,16 persen menjadi 25.410,03. Untuk S&P 500 kehilangan 35,32 poin atau 1,27 persen menjadi 2.744,28. Sedangkan Nasdaq Composite turun 91,11 poin atau 1,23 persen ke 7.330,35.
Advertisement
Baca Juga
Wall Street mencatat kerugian persentase harian terbesar sejak 8 Februari.
Gubernur the Fed Jerome Powell memberikan pandangan yang cukup optimistis mengenai pertumbuhan ekonomi AS dan mengatakan bahwa data-data yang ada memperkuat pandangannya bahwa angka inflasi akan tumbuh.
Dari pandangan Powell tersebut, pelaku pasar bertaruh bahwa kemungkinan besar Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga empat kali dalam tahun ini.
Kepala analis JonesTrading in Greenwich Michael O'Rourke menjelaskan bahwa Powell memberikan petunjuk secara halus bahwa ekonomi AS semakin kuat. "Jadi ada kemungkinan suku bunga naik empat kali tahun ini," jelas dia.
Hal tersebut tentu saja akan sangat berpengaruh kepada Wall Street.
Perdagangan kemarin
Pada perdagangan kemarin, bursa saham AS naik tajam. Pemicunya karena kekhawatiran investor terhadap kenaikan suku bunga acuan mulai mereda, menanti pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell sampai kenaikan saham teknologi dan saham milik Warren Buffet.
Tiga indeks utama wall street melonjak ke level tertinggi lebih dari tiga minggu. Indeks saham Dow Jones Industrial Average melesat 385,21 poin atau 1,52 persen menjadi 25.695,2.
Indeks saham S&P 500 naik 30,36 poin atau 1,11 persen menjadi 2.777,77, dan indeks saham Nasdaq Composite menguat tajam 77,86 poin atau 1,06 persen le level 7.415,25.
Kenaikan seluruh indeks saham utama wall street ditopang penguatan sektor saham teknologi. Saham SPLRCT naik 1,5 persen yang memimpin penguatan.
Saham Qualcomm lompat 5,7 persen setelah produsen chip itu mendesak perusahaan Broadcom untuk bernegosiasi harga mengenai penawaran akuisisi senilai US$ 117 miliar.
Selain saham teknologi, saham perusahaan milik Warren Buffet, Berkshire Hathaway juga mendorong kenaikan wall street. Perusahaan yang memiliki likuiditas senilai US$ 116 miliar ini cenderung lebih membeli saham kembali dibanding membayar dividen.
Advertisement
Kecemasan Mereda
Penguatan wall street dipengaruhi sentimen meredanya kecemasan investor atas kenaikan suku bunga acuan AS, meskipun The Federal Reserve melihat pertumbuhan ekonomi akan tetap stabil dan tidak melihat adanya risiko yang mungkin menghentikan laju kenaikan suku bunga yang direncanakan.
"Meredakan kekhawatiran tentang suku bunga akan membantu mengalihkan perhatian investor terhadap kekuatan ekonomi AS yang berlanjut," kata Presiden dan Kepala Investasi Plumb Funds, Tom Plumb.
Menjelang testimoni pertama Gubernur The Fed terpilih, Jerome Powell di depan Kongres AS membuat imbal hasil obligasi AS turun 2,8605 persen dari level tertingginya.
Harga emas berjangka mengalami kenaikan US$ 2,50 ke angka US$ 1.332,80 per ounce. Sementara harga minyak mentah AS naik 36 sen menjadi US$ 63,91 per barel dan minyak Brent menguat 19 sen di harga US$ 67,50 per barel.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: