Saham Warren Buffet Bikin Wall Street Naik Tajam

Wall street naik tajam ditopang penguatan saham teknologi.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Feb 2018, 05:20 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2018, 05:20 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street naik tajam pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pemicunya karena kekhawatiran investor terhadap kenaikan suku bunga acuan mulai mereda, menanti pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell sampai kenaikan saham teknologi dan saham milik Warren Buffet.

Dilansir dari Reuters, Selasa (27/2/2018), tiga indeks utama wall street melonjak ke level tertinggi lebih dari tiga minggu. Indeks saham Dow Jones Industrial Average melesat 385,21 poin atau 1,52 persen menjadi 25.695,2.

Indeks saham S&P 500 naik 30,36 poin atau 1,11 persen menjadi 2.777,77, dan indeks saham Nasdaq Composite menguat tajam 77,86 poin atau 1,06 persen le level 7.415,25.

Kenaikan seluruh indeks saham utama wall street ditopang penguatan sektor saham teknologi. Saham SPLRCT naik 1,5 persen yang memimpin penguatan.

Saham Qualcomm lompat 5,7 persen setelah produsen chip itu mendesak perusahaan Broadcom untuk bernegosiasi harga mengenai penawaran akuisisi senilai US$ 117 miliar.

Selain saham teknologi, saham perusahaan milik Warren Buffet, Berkshire Hathaway juga mendorong kenaikan wall street. Perusahaan yang memiliki likuiditas senilai US$ 116 miliar ini cenderung lebih membeli saham kembali dibanding membayar dividen. 

Penguatan wall street dipengaruhi sentimen meredanya kecemasan investor atas kenaikan suku bunga acuan AS, meskipun The Federal Reserve melihat pertumbuhan ekonomi akan tetap stabil dan tidak melihat adanya risiko yang mungkin menghentikan laju kenaikan suku bunga yang direncanakan.

"Meredakan kekhawatiran tentang suku bunga akan membantu mengalihkan perhatian investor terhadap kekuatan ekonomi AS yang berlanjut," kata Presiden dan Kepala Investasi Plumb Funds, Tom Plumb.

Menjelang testimoni pertama Gubernur The Fed terpilih, Jerome Powell di depan Kongres AS membuat imbal hasil obligasi AS turun 2,8605 persen dari level tertingginya.

Harga emas berjangka mengalami kenaikan US$ 2,50 ke angka US$ 1.332,80 per ounce. Sementara harga minyak mentah AS naik 36 sen menjadi US$ 63,91 per barel dan minyak Brent menguat 19 sen di harga US$ 67,50 per barel.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

The Fed Beri Sinyal Kenaikan Suku Bunga Secara Bertahap

The Fed
The Fed (www.n-tv.de)

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga secara bertahap. Langkah tersebut didorong ada pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi.

Hal itu seperti diungkapkan dari hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 30-31 Januari 2018. Pejabat the Federal Reserve mengindikasikan suku bunga bisa lebih tinggi.Pejabat the Federal Reserve melihat pertumbuhan ekonomi akan didukung dari pemangkasan pajak.

Belanja konsumen juga akan meningkat, dan diudukung kepercayaan. Selain itu, the Federal Reserve juga merevisi proyeksi ekonomi dari pertemuan pada Desember 2017.

"Sebagian besar pejabat the Federal Reserve menekankan prospek ekonomi menguat. Ini mendorong kenaikan suku bunga bertahap. Hampir pejabat the Fed juga melihat inflasi akan naik mencapai dua persen dalam jangka menengah, tren penguatan, dan pasar tenaga kerja tetap kuat," seperti dikutip dari laman CNBC, Kamis (22/2/2018).

Pada pertemuan the Federal Reserve pada Januari 2018, inflasi juga menjadi topik. Pejabat the Federal Reserve menilai, konsumsi pribadi tak termasuk makanan dan energi akan tumbuh lebih cepat pada 2018.

"Anggota FOMC memperkirakan kondisi ekonomi tumbuh dan menjamin kenaikan suku bunga secara bertahap. Mereka menilai kenaikan suku bunga bertahap dapat meningkatkan target dengan mempertahankan ekspansi ekonomi dan seimbangkan risiko terhadap prospek inflasi dan tingkat pengangguran," tulis notulensi rapat the Federal Reserve.

Pelaku pasar juga mencermati bagaimana gambaran inflasi. Hal ini mengingat ada kekhawatiran the Federal Reserve mungkin menaikkan suku bunga lebih cepat. Sentimen the Federal Reserve membuat gejolak di pasar keuangan. Bursa saham Amerika Serikat (AS) sempat menguat hingga akhirnya melemah.

Imbal hasil surat berharga pemerintah AS bertenor 10 tahun pun sentuh level tertinggi dalam empat tahun. Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun mencapai 2,9 persen. Pelaku pasar berharap suku bunga the Federal Reserve akan naik 25 basis poin pada pertemuan Maret 2018. Ada kenaikan akan mendorong suku bunga the Federal Reserve menjadi 1,5 persen-1,75 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya