RI Cetak Surplus USD 1,09 Miliar, IHSG Hanya Naik 16,42 Poin

Investor asing masih jual saham dan nilai tukar rupiah melemah menahan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Apr 2018, 16:22 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2018, 16:22 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dibuka melemah sebesar 12,76 poin. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada awal pekan ini. Hal itu didukung sentimen positif dengan neraca dagang surplus USD 1,09 miliar pada Maret 2018.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (16/4/2018), IHSG naik 16,42 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.286,74. Indeks saham LQ45 menguat 0,44 persen ke posisi 1.027,14. Sebagian besar indeks saham menguat.

Sebanyak 181 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 183 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSH. 122 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.305,03 dan terendah 6.262,23.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 335.261 kali dengan volume perdagangan 6,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5 triliun. Investor asing jual saham Rp 550,38 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 13.771.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham tambang melemah 0,52 persen, sektor saham konstruksi turun 0,42 persen, sektor saham industri dasar susut 0,09 persen, dan sektor saham perdagangan melemah 0,02 persen.

Sementara itu, sektor saham barang konsumsi naik 0,97 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri menanjak 0,91 persen dan sektor saham manufaktur menguat 0,70 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham HADE naik 33,93 persen ke posisi Rp 75, saham FREN melonjak 26,92 persen ke posisi Rp 66 per saham, dan saham TRIL mendaki 21,18 persen ke posisi Rp 103 per saham.

Sementara itu, saham PKPK turun 23,48 persen ke posisi Rp 202 per saham, saham HELI tergelincir 10,81 persen ke posisi Rp 330 per saham, dan saham TAXI susut 5,91 persen ke posisi Rp 175 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar variasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,6 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul indeks saham Shanghai merosot 1,53 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,12 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,10 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,10 persen dan indeks saham Jepang Nikkei naik 0,26 persen.

 

Dua Sentimen Positif Belum Mampu Dorong IHSG Melaju Kencang

20160104-Perdagangan-Bursa-AY
Suasana awal pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1). Mengawali pembukaan perdagangan bursa 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,24 persen atau 10,80 poin di angka 4.580,17. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam laporan PT Ashmorea Assets Management Indonesia menyebutkan, neraca perdagangan Indonesia surplus USD 1,1 miliar. Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan konsensus. Selain itu, surplus neraca perdagangan tersebut akhiri defisit perdagangan berturut-turut sejak Desember 2017.

“Surplus terjadi karena penurunan 5,6 persen month on month dalam impor terutama di barang setengah jadi dan barang konsumsi,” tulis laporan PT Ashmore Assets Management.

Impor barang modal tumbuh 22 persen pada Maret dan mendorong belanja modal pada kuartal I 2018. Sementara itu, ekspor turun ke posisi 6,1 persen, tetapi masih lebih tinggi dari harapan pasar. Sebagian besar didorong oleh ekspor komoditas.

Current account defisit atau defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan sekitar 2 persen-2,5 persen dan arus keluar modal terjadi pada kuartal I 2018. Neraca pembayaran diprediksi defisit sekitar USD 3,8 miliar-USD 4,1 miliar. Apalagi ada efek Ramadan dan dividen, neraca transaksi berjalan akan defisit dan berada di tren negatif memasuki kuartal II 2018.

Ashmore menyebutkan dua sentimen positif berturut-turut dengan kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Moody’s dan surplus perdagangan pada Maret harusnya pertanda baik. Pihaknya melihat penurunan credit default swap atau persepsi risiko investasi dapat turun.

Ashmore mengharapkan Bank Indonesia (BI) dapat terus mempertahankan sikap netral pada pekan ini. Ashmore menyebutkan rilis data ekonomi diharapkan dapat jadi katalis positif untuk IHSG ketimbang obligasi. Akan tetapi, IHSG terlihat belum naik signifikan.

“Sudah dua katalis positif tapi tidak bisa drive market. Kami lihat current account defisit masih jadi major concern pasar. Karena walaupun surplus banyak pada Maret, hitung-hitungan current account defisit (CAD) masih di atas dua persen,” ujar VP Sales and Marketing PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya