Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan bagikan dividen tunai Rp 1,17 triliun. Dividen itu sebesar Rp 25 per saham yang setara dengan rasio pembagian dividen sekitar 49 persen atas laba bersih tahun 2017.
Pembagian dividen itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 5 Juni 2018. Demikian mengutip dari keterangan tertulis Rabu (6/6/2018).
"Sebagai bagian dari komitmen kami untuk memberikan hasil bagi pemegang saham. Kami akan bagikan dividen tunai Rp 1,17 triliun," ujar Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Bernadus Karmin Winata.
Advertisement
Baca Juga
Ia menambahkan, walaupun kondisi pasar cukup menantang pada 2018, perseroan tetap optimistis akan potensi pertumbuhan di masa mendatang. Perseroan juga tetap anggarkan dana belanja modal untuk meningkatkan kapasitas.
Dengan mempertimbangkan kondisi pasar, serta kebutuhan dana baik operasional maupun investasi, perseroan akan bagikan dividen dengan rasio sekitar 49 persen atas laba bersih 2017 kepada para pemegang saham.
“Perseroan akan berupaya mempertahankan kebijakan untuk membagikan dividen sekitar 45-55 persen dari laba bersih, dengan mempertimbangkan rencana pengembangan dan kebutuhan dana perseroan,” ujar dia.
Selain itu, dalam RUPST juga memutuskan susunan anggota dewan komisaris PT Kalbe Farma Tbk antara lain:
Presiden Komisaris: Bernadette Ruth Irawati Setiady
Komisaris: Santosoe Oen
Komisaris: Ferdinand Aryanto
Komisaris: Ronny Hadiana
Komisaris Independen: Farid Anfasa Moeloek
Komisaris Independen: Lucky Surjadi Slamet
Kalbe Farma Kantongi Laba Rp 2,4 Triliun
PT Kalbe Farma Tbk mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 4,51 persen menjadi Rp 2,40 triliun pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 2,29 triliun.
Laba didorong kenaikan penjualan naik tipis 4,16 persen menjadi Rp 20,18 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,37 triliun.
Beban pokok penjualan naik menjadi Rp 10,36 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,88 triliun. Laba kotor naik menjadi Rp 9,81 triliun pada 2017 atau tumbuh 3,4 persen dari periode 2016 sebesar Rp 9,48 trilin.
Perseroan mencatatkan kenaikan beban penjualan naik menjadi Rp 5,21 triliun pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 5,19 triliun. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 1,14 triliun pada 2017.
Beban penelitian dan pengembangan naik 25,13 persen menjadi Rp 239,90 miliar pada 2017. Beban operasi turun menjadi Rp 96,88 miliar pada 2017. Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 51,28 pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 49,06.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement