Waskita Karya Bakal Divestasi 18 Ruas Tol, Intip Gerak Sahamnya

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan menjual atau divestasi 18 ruas tol milik perusahaan mulai 2019. Penjualan tersebut dilakukan bertahap.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Des 2018, 12:24 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 12:24 WIB
IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan menjual atau divestasi 18 ruas tol milik perusahaan mulai 2019. Penjualan tersebut dilakukan bertahap. Lalu bagaimana dampak sentimen itu terhadap pergerakan saham PT Waskita Karya Tbk?

Berdasarkan data RTI, Selasa (4/12/2018), pukul 11.39 waktu JATS, saham PT Waskita Karya Tbk merosot 20 poin atau 1,14 persen ke posisi Rp 1.730 per saham. Saham PT Waskita Karya Tbk dibuka melemah 10 poin ke posisi 1.740 per saham dari penutupan perdagangan Senin kemarin di 1.750 per saham.

Saham PT Waskita Karya Tbk sempat berada di level tertinggi 1.745 dan terendah 1.715. Total frekuensi perdagangan saham 5.550 kali dengan volume perdagangan 459.811. Nilai transaksi saham Rp 79,5 miliar.

Sepanjang tahun berjalan 2018, saham PT Waskita Karya Tbk merosot 20,81 persen ke posisi Rp 1.750 per saham. Saham WSKT sempat berada di level tertinggi 3.150 dan terendah 1.415 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 19,7 triliun.

Pelemahan saham PT Waskita Karya Tbk terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat. IHSG mendaki 14,43 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.133,14. IHSG sempat berada di posisi tertinggi 6.149 dan terendah 6.118. Total frekuensi perdagangan saham 267.136 kali dengan nilai transaksi harian Rp 6 triliun.

Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji menuturkan, ada sentimen rencana penjualan ruas tol PT Waskita Karya Tbk (WSKT) belum berdampak terhadap pergerakan saham PT Waskita Karya Tbk. "Belum ada indikasinya," tutur dia.

Nafan menambahkan, pergerakan sektor saham BUMN konstruksi lainnya juga cenderung tertekan. Hal ini karena saham BUMN konstruksi sudah mulai jenuh beli. Seperti diketahui, saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) merosot 1,5 persen ke posisi Rp 1.585 per saham dan saham PT Wijaya Karya Tbk turun 1,9 persen ke posisi Rp 1.530 per saham pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

 

Waskita Karya Lepas 18 Ruas Tol Mulai 2019

Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)

Sebelumnya, Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), I Gusti Ngurah Putra mengatakan, pihaknya akan menjual (divestasi) 18 ruas tol milik perusahaan mulai 2019. Penjualan ini akan dilakukan secara bertahap. 

"18 ruas. Kita mau divestasi semua, cuma bertahap mana. Mungkin kombinasi, tapi itu teknis," ujar Gusti di Gedung DPR, Jakarta, Senin 3 Desember 2018.

Gusti mengatakan, Waskita Karya membangun jalan tol itu bukan menjadi operator, tetapi sebagai developer. Sama seperti Waskita Karya membangun apartemen bukan untuk ditinggali namun untuk dijual.‎ "Ya semua tol Waskita Karya mau didivestasi," tutur dia.

Salah satu ruas tol yang masih dalam proses divestasi adalah Ruas Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). Ruas ini pun tinggal menunggu legalitas dan cukup diminati oleh investor. 

"Itu barang besar. Legalitasnya harus benar juga. Jadi kemarin teman-teman sudah presentasi di IMF, itu banyak yang minat. Mungkin masih menunggu stable, dan sebagainya, dan mungkin juga menunggu selesai proyeknya. Proyeknya belum tuntas 100 persen," tutur dia.

Sementara itu, ruas tol lain yang akan dijual pada tahun depan antara lain, ruas tol Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, dan beberapa bagian Jalan Tol Trans Jawa. Ruas ini tidak hanya ditawarkan kepada satu perusahaan seperti Jasa Marga. 

"Semua akan kita tawarkan ke umum. Tender, bukan ke Jasa Marga doang. Kalau Jasa Marga harganya bagus, legalnya masuk, ya sudah tidak apa-apa. Kalau kita tidak cenderung ke siapa-siapa. Pokoknya siapa yang masuk harganya," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya