Segera Terbentuk, Holding BUMN Infrastruktur Tak Ambil Proyek Kecil

Holding BUMN Infrastruktur akan memprioritaskan proyek berskala besar yang penugasannya diberikan oleh pihak pemerintah.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Nov 2018, 21:05 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2018, 21:05 WIB
Jalan Tol Becakayu
Suasana proyek pembangunan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, Kamis (25/10). Proyek yang masih terus berlangsung ini dikerjakan sebagai upaya untuk menambah infrastruktur di ibu kota (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Infrastruktur akan segera terbentuk pada Desember 2018. Pasca terbentuk, tim beranggotakan enam perusahaan ini berjanji tak akan mengambil proyek infrastruktur skala kecil yang jadi lahan kontraktor swasta.

Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan, perusahaan kontraktor berpelat merah sedari awal telah ada kesepakatan tidak boleh menggarap sebuah proyek di bawah Rp 100 miliar yang kerap jadi ladang garapan perusahaan daerah.

"Kalau mematikan usaha di daerah tidak. Karena sebelum Holding BUMN dibentuk, BUMN konstruksi tidak boleh mengambil proyek di bawah Rp 100 miliar. Enggak ada proyek APBD yang diambil yang porsinya lebih kecil," ujar dia di Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Sebagai informasi, Holding BUMN Infrastruktur akan terdiri dari enam perusahaan, dengan PT Hutama Karya (Persero) bertindak sebagai holding, dan didukung anggota holding yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Yodya Karya (Persero) dan PT Indra Karya (Persero).

Bintang melanjutkan, tim Holding BUMN Infrastruktur jika sudah terbentuk nantinya akan memprioritaskan terhadap proyek-proyek berskala besar yang penugasannya diberikan oleh pihak pemerintah.

"Biasanya bentuk penugasan ini besar, dimana swasta tidak tertarik. Tapi jangan salah, dibawah pengerjaan itu sub kontraktor yang bekerja di sana hampir semuanya swasta setempat. Kita tidak akan mematikan usaha daerah," tegasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bimbing Kontraktor Lokal

Proyek Infrastruktur Terdampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
Jajaran tiang beton proyek LRT di Jakarta, Kamis (6/9). Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdampak terhadap proyek infrastruktur. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Malahan, lanjutnya, perusahaan pelat merah yang tergabung dalam Holding BUMN Infrastruktur akan coba membimbing kontraktor lokal agar kualitas proyek yang digarap dapat terjaga mutu serta kualitasnya.

"Bahkan, kita bakal membina kontraktor swasta yang bekerjasama sebagai mitra bisnis untuk meningkatkan kualitasnya, termasuk mutu juga menjadi suatu kesatuan. Supaya yang mereka hasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya