AS Naikkan Tarif Impor Barang China, IHSG Bakal Melemah Terbatas

IHSG berpeluang tertekan diakibatkan sentimen negosiasi dagang antara AS dan China yang tidak mencapai kesepakatan.

oleh Bawono Yadika diperbarui 13 Mei 2019, 06:40 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2019, 06:40 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melemah terbatas pada awal pekan ini. Sentimen global yaitu perang dagang masih begitu kuat mempengaruhi gerak indeks.

Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menuturkan, pengenaan tarif dari Amerika Serikat (AS) terhadap barang-barang asal negeri tirai bambu yaitu China memberikan efek signifikan bagi kondisi pasar uang.

Seperti diketahui, pada Jumat 10 Mei kemarin, Presiden Trump menaikan tarif impor untuk barang-barang dari China menjadi 25 persen dari sebelumnya 10 persen.

Christoper pun mengatakan, IHSG berpeluang tertekan diakibatkan sentimen negosiasi dagang yang tidak mencapai kesepakatan.

"Kemungkinan IHSG ditutup memerah yaitu melemah terbatas pada rentang support dan resistance di 6.161-6.244," terangnya kepada Liputan6.com, Senin (13/5/2019).

Berbeda, meski persoalan perang dagang sudah memasuki babak baru dan dinilai akan berkepanjangan pasca pengenaan tarif, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya cukup optimistis IHSG masih akan bergerak menghijau.

Menurutnya, IHSG akan mencoba bergerak menguat pada kisaran 6123 - 6336.

"Selain dari sisi fundamental perekonomian, rilis kinerja emiten dalam kuartal-I 2019 menopang pergerakan IHSG," ucapnya.

Adapun dirinya menyarankan untuk membeli saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Serta Dennies yang menganjurkan untuk memborong saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perdagangan Pekan Lalu

Awal 2019 IHSG
Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu tercatat menurun. IHSG turun sebesar 1,75 persen ke level 6.209,12 pada Jumat 3 Mei 2019 dari 6.319,46 pada penutupan pekan lalu. 

Sekretaris Perusahaan PT BEI, Gilman Pradana Nugraha menuturkan, mengikuti IHSG, nilai kapitalisasi pasar juga turun sebesar 1,73 persen menjadi Rp 7.064,09 triliun dari Rp7.188,18 triliun pada penutupan pekan lalu.

"Sepanjang tahun 2019, investor asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp61,044 triliun dan pada hari ini, investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp897,66 miliar," terangnya di Jakarta, pada Sabtu 11 Mei 2019. 

Adapun rata-rata nilai transaksi harian BEI mengalami penurunan sebesar 60,33 persen menjadi Rp 9,04 triliun dari Rp22,79 triliun pada pekan sebelumnya. 

Senada, untuk rata-rata frekuensi transaksi harian BEI selama sepekan mengalami penurunan sebesar 6,33 persen menjadi 409,21 ribu kali transaksi dari 436,89 ribu kali transaksi pada pekan lalu.

"Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami perubahan sebesar 20,71 persen menjadi 12,56 miliar unit saham dari 15,84 miliar unit saham pada pekan sebelumnya," kata dia.

Sementara itu, mengawali pekan pertama Bulan Ramadan 1440 H, BEI meresmikan pencatatan perdana saham PT Bliss Properti Indonesia Tbk sebagai Perusahaan Tercatat ke-11 pada 2019 tepatnya pada Jumat, 10 Mei 2019. PT Bliss Properti Indonesia Tbk dicatatkan dengan kode saham POSA.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya