Tensi Perang Dagang Naik, IHSG Dibuka Terjun Bebas

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas pada pembukaan perdagangan saham akhir pakan ini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Agu 2019, 09:15 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2019, 09:15 WIB
Awal 2019 IHSG
Layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas pada pembukaan perdagangan saham akhir pakan ini. Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan mengenakan tarif tambahan bagi produk impor China senilai USD300 miliar pada 1 September 2019.

Pada pra pembukaan perdagangan, Jumat (2/8/2019), IHSG turun tipis 40,41 poin atau 0,63 persen ke level 6.341,12. Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG terus melemah dengan turun hingga 56,16 poin atau 0,88 persen ke posisi 6.325,38.

Sementara itu, indeks saham LQ45 turun 1,05 persen ke posisi 1.006,09. Begitu juga dengan indeks saham IDX30 turun 1 persen ke posisi 550,87.

Pada pembukaan perdagangan sebanyak 146 saham melemah yang menyeret IHSG terjun bebas. Selain itu 45 saham menguat dan 112 saham diam di tempat.

Di awal perdagangan hari ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.342,88 dan terendah 6.324,38.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 33.952 kali dengan volume perdagangan 524,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 446,4 miliar.

Investor asing jual saham Rp 43,39 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.208.

Seluruh sektor saham memerah pada wal perdagangan hari ini. Dimana pelemahan tertinggi di sektor konstruksi yang turun 1,33 persen, kemudian industri dasar melemah 1,32 persen, dan sektor manufaktur melemah 1,13 persen

Saham-saham yang tertekan antara lain saham PAMG turun 20 persen ke posisi Rp 496 per saham, saham BRAM merosot 17,23 persen ke posisi Rp 6.725 per saham dan saham SKYB turun 13,33 persen ke posisi Rp 130 per saham.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain WICO naik 8,20 persen ke level Rp 660 per saham, HITS naik 5,17 persen ke level Rp 610 per saham dan TMPO naik 5 persen ke angka Rp 168 per saham. Sayangnya penguatan ini tak mampu membawa IHSG menghijau di awal perdagangan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

The Fed Pangkas Suku Bunga, IHSG Diprediksi ke Zona Hijau

Awal 2019 IHSG
Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan kembali ditutup ke zona hijau pada perdagangan saham hari ini.

Analis PT Artha Sekuritas, Juan Harahap menilai, meski The Fed telah memangkas suku bunga acuannya, ini tak serta-merta menjadi sinyal positif yang signifikan bagi kenaikan indeks.

Lantaran, Gubernur The Fed Jeremy Powel menyebut bahwa pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada dini hari kemarin hanyalah sebuah penyesuaian.

"Sebab itu, pergerakan IHSG kami perkirakan masih akan terbatas karena masih adanya tekanan dari faktor global. Ditambah lagi rilisnya beberapa laporan keuangan emiten yang dianggap dibawah ekspektasi," papar Juan dalam risetnya di Jakarta, Jumat (2/8/2019).

Adapun pada hari ini pihaknya memproyeksikan IHSG akan bertengger di teritori positif dalam kisaran 6.368-6.400.

Melanjutkan, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya mengungkapkan, pemangkasan suku bunga The Fed 25 basis poin sebenarnya memang telah sesuai ekspektasi pasar.

Oleh karena itu, pihaknya optimistis indeks akan kembali reli dan ditutup dalam rentang 6272- 6488.

Untuk kali ini, dirinya menganjurkan investor memburu saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), hingga PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Kemudian Juan yang menyarankan investor untuk mengoleksi saham PT Ciputra Development (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), serta saham PT PP Tbk (PTPP).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya