Awali Pekan, IHSG Dibuka Melemah ke 6.172,83

Sebanyak 92 saham menguat tetapi tak mampu mengangkat IHSG ke zona hijau.

oleh Arthur Gideon diperbarui 30 Sep 2019, 09:20 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2019, 09:20 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada pembukaan saham di awal pekan ini. Posisi rupiah di angka 14.175 per dolar AS.

Pada pra pembukaan perdagangan, Senin (30/9/2019), IHSG turun 6,51 poin atau 0,11 persen ke level 6.190,37. Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG melemah lebih dalam ke 22,45,58 poin atau 0,37 persen ke 6.172,83.

Sementara itu, indeks saham LQ45 juga turun 0,70 persen ke posisi 966,69. Sebagian besar indeks saham acuan bergerak di zona merah. Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 6.195,72 dan terendah di 6.169,85.

Sebanyak 92 saham menguat tetapi tak mampu mengangkat IHSG ke zona hijau. Sedangkan 122 saham melemah sehingga menekan IHSG dan 129 saham diam di tempat.

Adapun total frekuensi perdagangan saham 31.583 kali dengan volume perdagangan 1,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 387 miliar. Investor asing jual saham Rp 23 miliar di total pasar dan posisi rupiah di angka 14.175 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG sebagian besar berada di zona merah. Hanya ada dua sektor yang menghijau yaitu perkebunan dengan naik 0,06 persen dan perdagangan menguat 0,19 persen.

Sementara yang melemah antara lain keuangan yang turun 0,70 persen dan mencetak penurunan terbesar. Kemudian industri dasar yang melemah 0,69 persen dan manufaktur turun 0,59 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain KONI melonjak 25 persen ke Rp 900 per saham, NZIA naik 24,27 persen ke Rp 640 per saham, dan APEX naik 23,53 persen ke Rp 630 per saham.

Sementara saham-saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain BCAP yang turun 13,33 persen ke Rp 156 per saham, dan TIFA turun 10,58 persen ke Rp 182 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Prediksi Analis

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan bergerak fluktuatif (mixed) dengan potensi positif di pasar saham.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, pasar nampaknya akan fokus kembali pada negosiasi perang dagang antara AS-China.

Kata dia, pasar kini tengah menanti hasil pertemuan awal para negosiator kedua negara tersebut yang sudah dimulai dari Kamis pekan lalu. 

"Pertemuan awal ini akan memberi gambaran perkembangan negosiasi dagang antara AS-China kedepannya," tutur dia dalam risetnya di Jakarta, Senin (30/9/2019).

Selain perang dagang, kinerja indeks menurutnya juga dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi global yang ditandai pelonggaran moneter di sejumlah bank sentral dari negara lain.

"Data ekonomi dari beberapa negara yang keluar minggu lalu menunjukan data yang bercampur. Pasar mulai mempertimbangkan ekonomi dunia melihat banyaknya pelonggaran kebijakan moneter oleh beberapa bank sentral," ujarnya.

Adapun hari ini pihaknya memperkirakan IHSG akan bertengger di zona positif dalam rentang support 6.193-6.022 dan resistance 6.282-6.318.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya