Investor Pasal Modal Melonjak Jadi 2,81 Juta di Tengah Pandemi

BEI berhasil menjadi bursa yang mencapai jumlah frekuensi transaksi harian saham tertinggi di kawasan ASEAN.

oleh Athika Rahma diperbarui 30 Jun 2020, 18:10 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2020, 18:10 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Selasa (30/6/2020) ini. Hasil RUPS menunjukkan kinerja perusahaan baik dari segi pendapatan maupun pengembangan investor mengalami peningkatan yang baik meskipun pandemi Corona masih belum mereda.

Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono menyatakan, pada 2019 total jumlah investor di Pasar Modal Indonesia mencapai 2,48 juta investor, atau mengalami pertumbuhan sebesar 53 persen dari tahun 2018 sebanyak 1,6 juta investor .

Sementara pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 1,10 juta investor atau naik 30 persen dibandingkan tahun 2018 yang baru mencapai sebanyak 852 ribu investor.

"Sampai dengan Mei 2020, jumlah investor Pasar Modal Indonesia mencapai 2,81 juta investor, dengan investor saham mencapai angka 1,19 juta investor," ujar Yulianto dalam keterangannya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sisi Perdagangan

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari segi perdagangan, BEI berhasil menjadi bursa yang mencapai jumlah frekuensi transaksi harian saham tertinggi di kawasan ASEAN. Rata-rata transaksi harian BEI mencapai 469 ribu transaksi per hari, lebih unggul dari Thailand yaitu 308 ribu transaksi per hari.

Kemudian, segi perusahaan tercatat, BEI berhasil memfasilitasi 76 pencatatan efek baru di tahun 2019 yang terdiri dari 55 Perusahaan Tercatat, atau merupakan angka pencatatan tertinggi di ASEAN, kemudian diikuti pencatatan 14 Exchange Traded Fund (ETF), 2 Efek Beragun Aset (EBA), 2 Perusahaan Penerbit Obligasi Baru, 2 Dana Investasi Real Estat (DIRE) dan 1 Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).

"Dari segi pendapatan, pada 2019 BEI telah berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 1,56 triliun atau meningkat 12,4 persen dari pendapatan usaha di tahun 2018 yakni Rp1,38 triliun," lanjutnya.

 

Kinerja Perusahaan

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Secara keseluruhan jumlah total pendapatan perusahaan mencapai Rp 1,91 triliun atau meningkat 16,2 persen dari tahun 2018 yakni Rp 1,64 triliun. Namun demikian, jumlah beban perusahaan naik 5,3 persen menjadi Rp 1,33 triliun.

Meski terdapat kenaikan beban, perusahaan tetap berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 445 miliar di tahun 2019 atau tumbuh 67,4 persen. Lalu dari segi aset, BEI membukukan nilai total aset sebesar Rp 7,20 triliun atau mengalami kenaikan 5,8 persen dari tahun2018. Pun, total ekuitas perusahaan tercatat mencapai Rp 4,45 triliun atau mengalami kenaikan 14,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Total kewajiban liabilitas perusahaan ialah sebesar Rp 2,75 triliun atau turun 5,8 persen dengan komponen utama penurunan berasal dari liabilitas penyelesaian transaksi bursa," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya