Catat Saham Perdana, 3 Pendatang Baru di BEI Kompak Kena Auto Reject Atas

Tiga pendatang baru pada 2021 di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan saat pencatatan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 15 Jan 2021, 16:50 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2021, 16:50 WIB
IHSG Menguat
Pekerja terlihat di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) meningkat 35 persen ke harga Rp270 per lembar saham pada pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, (15/1/2021).

Saham DGNS berada di level tertinggi 270. Total frekuensi perdagangan 11 kali. Pada pencatatan perdana, saham DGNS terkena auto rejection atas atau ARA. Saham dengan harga Rp 200-Rp 5.000, batas tertinggi kenaikan 25 persen dari harga pembukaan.

Tak hanya DGNS, sebelumnya emiten pertama yang catatkan saham perdana pada 4 Januari 2021 yaitu PT FAP Agri Tbk (FAPA) juga naik 25 persen ke posisi Rp 2.300 dari harga sebelumnya Rp 1.840 per saham. Saham FAPA pun kena batas auto rejection atas (ARA).

FAPA menerbitkan 544,41 juta saham atau setara 15 persen dari modal dan disetor setelah penawaran umum saham perdana. Harga saham perdana yang ditawarkan Rp 1.840 per saham. Perseroan menggandeng PT BCA Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Selain itu, emiten kedua yang catatkan saham perdana pada 6 Januari 2021 yaitu PT DCI Indonesia Tbk (DCII) juga terkena ARA. Harga saham DCII melonjak 25 persen ke posisi Rp 525 per saham.

DCII melepas 357,56 juta saham ke publik atau setara dengan 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan perseroan. Harga penawaran saham perdana DCII sebesar Rp 420 per saham. DCII menunjuk PT Buana Capital sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Ini Penggunaan Dana Hasil IPO Diagnos Laboratorium Utama

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam keterangan tertulis, Diagnos Laboratorium Utama melepas 250 juta saham ke pubik atau 20 persen. Perseroan juga telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Sebagian besar dana IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha, antara lain 42,6 persen untuk pembangunan laboratorium serta pembangunan cabang di Makassar, Surabaya, dan Medan.

Ekspansi ini diharapkan selesai pada 2021.Perseroan juga akan mengoptimalkan operasional di laboratorium yang sudah ada dan membeli kendaraan. Sisanya sebesar 57,4 persen, dana IPO akan digunakan untuk modal kerja.

Program Alokasi Saham untuk KaryawanTak hanya itu, Diagnos Laboratorium juga mengadakan Program Alokasi Saham untuk karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) dengan mengalokasikan sebanyak-banyak sebesar 1.000.000 lembar saham atau 0,08 persen dari jumlah yang disetor perusahaan sebesar Rp 25 juta.

Program ESA adalah upaya perusahaan untuk memberikan penghargaan kepadamanajemen dan karyawan atas kontribusinya dalam membangun dan membesarkan Diagnos Laboratorium.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya