Liputan6.com, Jakarta - PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,5 triliun pada 2021. Angka ini lebih kecil dibandingkan rencana sebelumnya sebesar Rp 1,9 triliun.
Kendati begitu, Komisaris Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Tumiyana menegaskan perseroan optimistis dapat melanjutkan torehan kinerja positif. Belanja modal Rp 1,5 triliun akan dihimpun dari berbagai sumber.
Antara lain, dari Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO). Kemudian penerbitan obligasi yang akan dilakukan pada akhir tahun 2021. Lalu refinancing dari rumah potong yang ada di Wonogiri, dan dari kas internal perseroan.
Advertisement
"Jadi ada empat sumber. Satu obligasi, kedua dari hasil IPO, tiga refinancing, keempat kita akna support bagian dari holding,” kata Tumiyana dalam video konferensi, Selasa (2/2/2021).
Tumiyana menambahkan, aliran dana dari holding ini berbentuk pinjaman sementara, dan bukan merupakan dana injeksi.
Kinerja Perseroan akan terus bertumbuh dan sesuai rencana pada 2021 dengan menaikkan Rumah Potong Hewan Unggas kapasitas 25.500 ekor per jam.
Widodo Makmur Unggas memproyeksikan penjualan meroket naik 436 persen dan laba bersih 259 persen dari tahun lalu. WMU pun fokus pada pengembangan bisnis produksi karkas, apalagi sepanjang semester pertama tahun lalu produksi karkas tumbuh 22 persen menjadi 16 ribu ton.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Berencana Terbitkan Surat Utang
PT Widodo Makmur Unggas Tbk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). WMU resmi tercatat di papan utama dan menjadi perusahaan tercatat keenam pada 2021 dengan kode saham WMUU.
"Langkah ini menjadi pintu gerbang menuju pasar yang lebih dinamis. Kendati kondisi pasar saham masih menantang di tengah pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama WMU, Ali Mas’adi, Selasa (2/2/2021).
Perseroan menetapkan harga saham WMUU Rp 180 per lembar saham. Proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5 persen dan ritel 30,5 persen.
Seiring dengan market yang didominasi oleh pemain ritel, saat ini diperlukan alokasi ritel yang mencukupi dan juga untuk menjaga likuiditas di pasar sekunder (secondary market). Sebab, saham WMUU mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 4 kali selama masa penawaran umum.
Perseroan berupaya menjaga minat investor di pasar sekunder menjadi lebih baik. Hal ini ditempuh dengan menurunkan total saham yang dilepas ke publik atau free float, dari 35 persen menjadi 15 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Emiten yang bergerak di sektor perunggasan (poultry) ini, berencana menerbitkan instrumen surat utang atau obligasi korporasi di akhir tahun untuk mendukung upaya Perseroan melebarkan sayap bisnis.
"PT Widodo Makmur Unggas Tbk memiliki tujuan untuk menjadi pemasok produk pangan berbasis protein hewani terbesar di Asia Tenggara,” kata Ali Mas’adi.
Advertisement