Kapitalisasi Pasar Louis Vuitton Kini Terbesar di Eropa

Tahun lalu, Moët Hennessy Louis Vuitton mencatatkan 34 persen dari penjualannya di Asia, dibandingkan dengan 24 persen di Amerika Serikat

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Feb 2021, 16:32 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2021, 21:00 WIB
Louis Vuitton
Venue fashion show Autumn/Winter 2021 pria Louis Vuitton. (dok. Instagram @louisvuitton/https://www.instagram.com/p/CKTu4mHj-2K/)

Liputan6.com, Jakarta - Grup perusahaan barang-barang mewah Prancis, Moët Hennessy Louis Vuitton (LVMH) menjadi perusahaan terbesar di pasar saham Eropa. Menurut data Rabu, 10 Februari 2021, LVMH mampu mengungguli raksasa makanan Swiss, Nestle lantaran penjualan di Asia yang tetap tinggi tahun lalu.

Melansir laman fashionunited.com, Sabtu (12/2/2021), kapitalisasi pasar LVMH mencapai 271 miliar Euro (USD 328 miliar dolar) dalam perdagangan tengah hari, menempatkannya di atas Nestle yang mencatatkan 265 miliar Euro.

LVMH terdiri dari produsen barang kulit Louis Vuitton dan grup sampanye dan minuman keras Moet-Hennessy. Selain itu, juga memiliki merek seperti Kenzo, Guerlain, Fendi, Celine, Chaumet, Sephora, dan Bulgari.

Sebelumnya, saham LVMH sempat terpukul pada Februari dan Maret 2020 ketika pandemi COVID-19 mulai merebak. Namun, pada awal November, perusahaan ini bangkit kembali dan mengakhiri 2020 dengan kenaikan hampir 24 persen pada level 510,90 Euro.

Sejak 1 Januari 2021, LVMH telah mencatatkan kenaikan hampir lima persen lebih. Tahun lalu, LVMH mencatatkan 34 persen dari penjualannya di Asia, dibandingkan dengan 24 persen di Amerika Serikat. Louis Vuitton juga berhasil meningkatkan penjualan online karena kunjungan ke berbagai tokonya menurun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Saham Perusahaan Aplikasi Kencan Bumble Melonjak

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, saham perusahaan aplikasi kencan Bumble melonjak 85 persen pada saat perdagangan saham perdana, Kamis, 11 Februari 2021.

Bumble meraup dana USD 2,2 miliar atau sekitar Rp 30,74 triliun (asumsi kurs rupiah 13.973 per dolar AS) dari hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Dana tersebut sebelum memperhitungkan kemungkinan opsi penjatahan berlebih.

Perusahaan dengan kode saham BMBL di Nasdaq tersebut menjual 50 juta saham dengan harga IPO USD 43. Hal itu mendorong kapitalisasi pasar saham lebih dari USD 8 miliar atau sekitar Rp 111,79 triliun. Demikian dilansir dari laman Business Insider, Jumat, 12 Februari 2021.

Pandemi COVID-19 dan lockdown atau pembatasan kegiatan berkontribusi terhadap pertumbuhan pengguna Bumble selama satu tahun terakhir. Perusahaan aplikasi kencan ini melaporkan memiliki 42 juta pengguna aktif bulanan pada akhir September 2020, angka ini naik 22 persen dari tahun sebelumnya.

Sekitar 2,4 juta anggota membayar untuk layanannya. Perseroan berharap hasilkan pendapatan sebanyak USD 541,5 juta pada Januari-Desember 2020. Pendapatan ini naik 11 persen dari periode tahun lalu. Hal itu berdasarkan dokumen perseroan saat mengajukan IPO.

Hingga September 2020, perseroan mencatat penjualan mencapai USD 417 juta. Dalam pelaksanaan IPO, perseroan telah menunjuk Goldman Sachs dan Citigroup sebagai penjamin emisi utama.

Pada perdagangan saham Kamis siang waktu setempat, 11 Februari 2021, harga saham Bumble tercatat USD 71,89 per saham.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya