Liputan6.com, Jakarta - Di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan, saham-saham emiten bank justru menguat signifikan pada perdagangan saham Rabu, (17/2/2021).
Pada penutupan perdagangan saham, IHSG melemah 1,03 persen ke posisi 6.227,72. Indeks saham LQ45 turun 1,38 persen ke posisi 946,66. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Sebanyak 333 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 155 saham menguat dan 149 saham diam di tempat.
Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.314,55 dan terendah 6.209,31.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham 1.481.030 kali dengan volume perdagangan saham 17,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,1 triliun. Investor asing jual saham Rp 47,15 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 13.950.
Baca Juga
Di tengah tekanan IHSG, saham emiten bank BUKU 1 dan BUKU 2 justru menguat. Adapun bank BUKU 1 memiliki modal inti kurang dari Rp 1 triliun dan bank BUKU 2 memiliki modal inti Rp 1 triliun-Rp 5 triliun.
Mengutip data RTI, berikut sejumlah saham bank yang menguat dan masuk top gainers antara lain, saham PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) naik 35 persen ke posisi Rp 108 per saham, saham PT Bank Artha Graha International Tbk (INPC) melonjak 35 persen ke posisi Rp 108 per saham, saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) naik 34 persen ke posisi Rp 67 per saham.
Lalu saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DINAS) meroket 28,89 persen ke posisi Rp 232 per saham, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (DNAR) melonjak 25 persen ke posisi Rp 520 per saham, saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) naik 24,60 persen ke posisi Rp 1.165 per saham.
Lalu saham PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) naik 24,53 persen ke posisi Rp 660 per saham, saham PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) naik 24,41 persen ke posisi Rp 525 per saham, saham PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) mendaki 24,27 persen ke posisi Rp 256 per saham, dan saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) melambung 13,33 persen ke posisi Rp 340 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kata Analis
Analis PT Kiwoom Securities, Sukarno Alatas menuturkan, saham-saham bank tersebut menguat lantaran rumor bank BUKU 1 yang akan ganti nama krena ada potensi diakusisi dan masuk pemodal besar.
"Fenomena ini ikut mempengaruhi bank BUKU I yang secara valuasi murah juga dan dimanfaatkan market maker untuk menggerakkan harga setinggi-tingginya. Isu akuisisi, merger, dan aksi korporasi lainnya. Hanya rumor, buy on rumor sell on news,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.
Ia menuturkan, penguatan saham bank tersebut tidak bertahan lama. Sukarno menilai, saham-saham tersebut hanya untuk trading buy dan perlu mencari tahu aksi korporasi yang akan terjadi di saham tersebut.
“Tetapi untuk emiten yang memang bakal terjadi aksi korporasi bisa lanjut lagi,” kata dia.
Advertisement