Perusahaan Unicorn Bersiap IPO, Bagaimana Prospeknya?

Komisaris BEI, Pandu Sjahrir mengapresiasi atas rencana unicorn startup asal Indonesia untuk IPO.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Feb 2021, 21:07 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2021, 21:07 WIB
Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan rintisan (startup) berstatus unicorn dikabarkan segera menggelar penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan ada juga dikabarkan di Amerika Serikat (AS)

Dilansir dari berbagai sumber, ada setidaknya lima startup yang mencuat dalam pemberitaan beberapa waktu terakhir. Di antaranya, Gojek, Bukalapak, OVO, Traveloka, dan Tokopedia.

Namun begitu, daftar nama ini belum secara resmi diumumkan oleh Bursa. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, nama perusahaan belum bisa diumumkan sebelum waktunya sesuai ketentuan public offering.

“Untuk nama specifik tidak dapat disampaikan. Kecuali sudah right moment untuk di-disclose ke public sesuai ketentuan mengenai public offering,” kata Nyoman kepada awak media, Rabu (17/2/2021).

Sementara itu, Komisaris BEI, Pandu Sjahrir mengapresiasi atas rencana unicorn startup asal Indonesia untuk IPO. Pandu menilai, momentum pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun lalu turut jadi faktor penting di dalam rencana tersebut.

"Memang waktunya cukup pas ya, melihat momentum gara-gara Covid banyak sekali orang berubah dari bisnis offline menjadi online dan ini bisa kelihatan dari performance banyak perusahaan teknologi," ujar Pandu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bagaimana Analis Menilai Prospek IPO dari Perusahaan Rintisan?

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sehubungan dengan itu, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji menilai investor perlu mencermati kinerja fundamental perusahaan terlebih dahulu.

“Investor juga akan menilai apakah penetapan harga IPO sudah dalam kategori menarik atau tidak dari segi valuasi. Prospek sector growth juga harus dipelajari,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Senada, Head Of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi meniai, prospek perusahaan rintisan memang masih belum begitu matang jika di bandingkan perusahaan yang sudah berkiprah cukup lama. Hanya saja, jika perusahaan rintisan tersebut memiliki keunikan dalam bisnisnya tentu akan menjadi minat investor. 

“Dengan adanya birokrasi yang lebih mudah saat ini dibantu dengan kebijakan omnibus law, pemerintah tentu cukup prospektif ke depannya dan dapat dijadikan menjadi salah satu faktor peningkatan tingkat daya saing bisnis di Indonesia,” kata dia saat dihubungi secara terpisah.

Apa yang Harus Diperhatikan Investor?

IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lanjar menuturkan, beberapa hal yang perlu diperhatikan investor, Terutama segi bisnis.“Dari segi bisnis, yang harus diperhatikan apakah related dengan yang dibutuhkan oleh ekosistem bisnis dan masyarakat saat ini,” kata dia.

Selanjutnya, perlu sekali diperhatikan yakni dari segi pemanfaatan dana IPO. Apakah pemanfaatannya mampu membawa perusahaannya menjadi lebih besar ke depan atau tidak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya