Liputan6.com, Jakarta - PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT), perusahaan bergerak di jasa dan dan investasi menara telekomunikasi teken perjanjian sindikasi fasilitas pinjaman hingga Rp5,7 triliun.
Melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (27/2/2021), Corporate Secretary Centratama Telekomunikasi Indonesia, Wiwik Septriandewi menyebut, perjanjian tersebut dilakukan pada Rabu, 24 Februari 2021.
"Penandatangangan Perjanjian Sindikasi Fasilitas Pinjaman dengan nilai total Rp5,7 triliun antara perseroan beserta anak-anak perusahaan Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Permata Tbk," tulisnya.
Advertisement
Baca Juga
Dalam perjanjian ini, CENT juga menyertakan empat anak usaha mereka yakni PT Centratama Menara Indonesia, PT Mac Sarana Djaya, PT Fastel Sarana Indonesia dan PT Network Quality Indonesia.
"Atas Fasilitas Pinjaman tersebut anak-anakperusahaan Perseroan akan memberikan jaminan berupa asset-assetnya kepada Bank Sindikasi," tulisnya.
Dalam penjelasannya, CENT juga menyebut dana pinjaman yang diperoleh pihaknya akan digunakan untuk beberapa hal penting, salah satunya pengembangan bisnis Centratama Group.
"Adapun fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan Centratama Group untuk pembayaran kembali fasilitas pinjaman yang sudah ada selain itu akan digunakan juga untuk pengembangan bisnis Centratama Group," tulisnya. Â
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bakal Gelar Rights Issue
Saham PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) melemah 4,08 persen ke posisi Rp 188 per saham. Saham CENT berada di level tertinggi 198 dan terendah 183 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.878 kali dengan nilai transaksi Rp 9,5 miliar.
Sebelumnya perseroan akan menawarkan 34 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD-nya, persentase kepemilikannya atas perseroan akan terdilusi sebanyak-banyaknya 52 persen.
Dana rights issue akan digunakan belanja modal dan modal kerja serta yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis perseroan. Untuk melaksanakan aksi korporasi ini perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Maret 2021.
Advertisement