Liputan6.com, Jakarta - PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) berencana merealisasikan pembagian dividen paling cepat pada 2023. Hal ini merujuk pada pendapatan perseroan yang tercatat naik pada 2020.
"Saya mungkin kasih gambaran, kemarin revenue kita meningkat di 2020 dan net profit kita juga meningkat double digit 26 persen. Revenue meningkat 8,5 persen tahun lalu,” kata dia dalam diskusi virtual, ditulis Kamis, (18/3/2021).
Ariel menambahkan, perseroan juga telah menggunakan sebagian dana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) untuk pembelian 205 truk. Rinciannya, Hino bekas sebanyak 67 unit dan Hino baru 39 unit. Serta kendaraan trailer dan tronton sebanyak 99 unit.
Advertisement
Baca Juga
"Kemarin itu dana hasil IPO terjadi delay. Pengiriman kendaraan itu baru terkirim semua kita targetkan di tahun ini. Di 2020 kemarin baru terkirim 50 kendaraan. Jadi kita masih ada 155 kendaraan lagi,” kata dia.
Ariel menilai bisnis logistik ini merupakan heavy aset sehingga perlu langkah strategis untuk merealisasikan aksi korporasi pembagian dividen.
“Kita melakukan banyak strategi dalam hal corporate action bagaimana kita akan bersinergi atau berkonsolidasi dengan perusahaan multimoda kita untuk menaikan bottom line profit,” kata dia.
Sehingga, lanjut Ariel, dengan kenaikan laba yang sekarang 20 persen, perseroan akan meningkatkan secara konsisten menuju 30-35 persen. “Dengan begitu akan sangat mungkin untuk bagi dividen,” kata dia.
Ariel menargetkan dapat membagikan dividen pada 2024, dan paling cepat 2023. Hal ini seiring pertumbuhan kinerja setiap tahun.
“Jadi kita punya rencana di proyeksi kita ditargetkan 2024, semoga bisa cepat di 2023 kita sudah bisa melakukan realisasi itu karena sudah mampu mencatatkan pertumbuhan yang cukup konsisten dari tahun ke tahun,” pungkas Ariel.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja Keuangan hingga September 2020
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatat pendapatan tumbuh 41,02 persen dari Rp 54,98 miliar hingga September 2019 menjadi Rp 77,54 miliar hingga September 2929. Beban langsung naik dari Rp 44,11 miliar menjadi Rp 64,49 miliar.
Laba bruto naik 20,02 persen dari Rp 10,87 miliar hingga September 2019 menjadi Rp 13,04 miliar hingga September 2020. Beban usaha naik dari Rp 4,71 miliar menjadi Rp 5,66 miliar hingga September 2020. Laba usaha tumbuh 20,08 persen dari Rp 6,15 miliar hingga September 2019 menjadi Rp 7,38 miliar hingga September 2020.
Perseroan mencatat pendapatan lain-lain sebesar Rp 833,41 juta. Namun, penghasilan (beban) bunga rugi Rp 26,06 juta dari sebelumnya untung Rp 12,27 juta. Beban keuangan turun dari Rp 3,06 miliar hingga September 2019 menjadi Rp 2,57 miliar hingga September 2020.
Laba bersih tahun berjalan tumbuh 84,01 persen dari Rp 2,32 miliar hingga September 2019 menjadi Rp 4,27 miliar hingga September 2020.
Total liabilitas perseroan turun menjadi Rp 39,52 miliar hingga 30 September 2020 dari periode 31 Desember 2019 Rp 40,43 miliar. Ekuitas perseroan tercatat Rp 375,46 miliar hingga 30 September 2020. Total aset tercatat Rp 414,98 miliar hingga 30 September 2020. Perseroan kantongi kas dan bank Rp 12,01 miliar hingga 30 September 2020.
Advertisement