Ada Relaksasi PPnBM Mobil Baru 0 Persen, Industri Ban Kena Dampak?

Direktur Goodyear Indonesia Vikash Mahendra Pillay menyebut, pandemi yang terjadi membuat penjualan ban di perusahaannya turun hingga 50 persen.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 17 Mar 2021, 19:17 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2021, 19:17 WIB
Ban Goodyear
Ban Goodyear Wrangler TripleMax (Foto: Rio/Liputan6).

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan mobil baru meningkat pascapenurunan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP). Melihat hal ini, bagaimana dengan industri pendukung otomotif, seperti ban?

Direktur Goodyear Indonesia Vikash Mahendra Pillay menyebut, pandemi yang terjadi membuat penjualan ban di perusahaannya turun hingga 50 persen.

"Setelah adanya COVID-19, maka terjadi penurunan penjualan sebesar 50 persen. Meskipun relaksasi untuk pajak barang mewah di tahun 2021 akan membuat penjualan semakin membaik, namun tidak akan kembali ke posisi tahun 2019," kata dia Rabu (17/3/2021).

Selain itu, Direktur Utama Goodyear Indonesia, Randeep S. Kanwar berharap, perbaikan ekonomi akan terjadi, sehingga kuartal III dan IV peningkatan penjualan kembali terjadi.

"Diharapkan dengan perbaikan ekonomi maka terjadi peningkatan di kuartal ketiga dan juga di kuartal keempat dengan adanya vaksinasi yang dilaksanakan oleh pemerintah diharapkan akan lebih baik meskipun tidak sama dengan tahun 2019," ujar dia.

Randeep juga mengapresiasi langkah pemerintah yang mampu memberikan dorongan positif terhadap industri otomotif saat pandemi COVID-19.  

"Dengan adanya langkah-langkah yang diambil pemerintah, itu akan mendorong meningkatnya penjualan mobil. Ini akan positif tapi kita belum tahu seberapa besarnya," tutur dia. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Penjelasan Goodyear Indonesia Terkait Suspensi Saham

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham Goodyear, Senin, 1 Maret 2021, seiring terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Melihat hal tersebut, Randeep S. Kanwar, Direktur Utama PT Goodyear Indonesia Tbk menjelaskan bila pengumuman pemegang saham mayoritas perusahaan, The Goodyear Tire and Rubber Company memberikan informasi terkait rencana akuisisi Cooper Tire and Rubber Company. Hal ini berpotensi meningkatkan kepercayaan investor pada emiten berkode GDYR.

"Perseroan berkomitmen untuk selalu mengungkapkan setiap fakta atau informasi material PT Goodyear Indonesia Tbk kepada pemegang saham sesuai peraturan yang berlaku. Kami memahami pentingnya penangguhan oleh BEI dan sepenuhnya mematuhi setiap keputusan yang diambil untuk kepentingan stabilitas pasar modal Indonesia,” kata Randeep.  

Selama minggu terakhir Februari, harga saham GDYR naik signifikan, hampir menyentuh 100 persen atau lebih tepatnya 99,29 persen. Kenaikan saham ini membuat BEI resmi memasukkan saham GDYR ke dalam daftar UMA (unusual market activity) per Kamis, 25 Februari 2021.

"Kami optimis dengan tahun 2021. Aksi korporasi baru-baru ini yang dilakukan oleh perusahaan induk kami menunjukkan pendekatan positif dan progresif karena menggabungkan dua portofolio merek yang saling melengkapi,” ujar Randeep.

BEI kembali membuka perdagangan GDYR pada sesi I Selasa, 2 Maret 2021, sejak itu saham perusahaan ban tersebut secara perlahan kembali stabil.

"Meskipun dampak dari akuisisi yang direncanakan pada pasar lokal Indonesia belum diketahui hingga tahap ini, namun kami pasti akan terus meningkatkan kualitas di dalam negeri, dengan memberikan inovasi kepada pelanggan kami. Goodyear Indonesia Tbk tetap berkomitmen untuk bersikap terbuka, transparan, dan fokus dalam menjalankan strategi yang menguntungkan pemegang saham kami," tuturnya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya