IHSG Berbalik Arah ke Zona Merah pada Sesi I, Ini Sebabnya

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, IHSG melemah tipis 0,19 persen atau 11,71 poin ke posisi 6.289,41.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mar 2021, 12:40 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2021, 12:40 WIB
FOTO: Jelang Tutup, Nilai Perdagangan Saham Lebih dari Rp 7,7 Triliun
Pialang memantau jalannya perdagangan saham di galeri Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (8/7/2020). Frekuensi perdagangan mencapai 619.696 kali transaksi Jelang penutupan sesi II. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada sesi pertama perdagangan saham Selasa (23/3/2021). Investor asing melakukan aksi jual di pasar reguler.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, IHSG melemah tipis 0,19 persen atau 11,71 poin ke posisi 6.289,41. Indeks saham LQ45 menguat tipis 0,10 persen ke posisi 945,21. Indeks saham acuan cenderung bervariasi.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.342,13 dan terendah 6.283,61. Sebanyak 160 saham menguat dan 308 saham melemah. 149 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 733.018 kali dengan volume perdagangan saham 12,2 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 5,8 triliun. Investor asing jual saham Rp 70,57 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.417.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 1,24 persen, dan memimpin penguatan.

Diikuti sektor saham barang konsumsi menguat 0,58 persen dan sektor saham aneka industri naik 0,28 persen. Sementara itu, sektor saham industri dasar turun 1,32 persen, sektor saham konstruksi tergelincir 0,78 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,35 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, ada sejumlah faktor yang pengaruhi IHSG. Salah satunya proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2021. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi sekitar -1 persen dan -0,1 persen. Selain itu, ia menilai, pelaku pasar prihatin dengan kenaikan kasus COVID-19 secara global.

"Memanasnya hubungan bilateral antara AS dengan China disikapi negatif oleh pelaku pasar," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, wacara Presiden AS Joe Biden untuk menaikkan tarif pajak juga mendapatkan respons negatif pelaku pasar. Ditambah pemerintah memperpanjang kebijakan PPKM Mikro hingga 5 April 2021. "Perkembangan mutasi COVID-19 dikhawatirkan pelaku pasar," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak Saham

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain saham MPRO naik 24,82 persen, saham DIGI melonjak 24,47 persen, saham POLI menguat 22,16 persen, saham ZBRA mendaki 19,74 persen dan saham AIMS melambung 19,73 persen.

Selain itu, saham-saham yang masuk top losers antara lain saham DCII turun 6,97 persen, saham PTIS tergelincir 6,96 persen, saham KOTA melemah 6,92 persen, saham FORU susut 6,9 persen, saham MIDI tergelincir 6,9 persen dan saham ERTX susut 6,9 persen.

Sedangkan saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBRI sebanyak Rp 65,1 miliar, saham ASII sebanyak Rp 22,8 miliar, saham INDF sebanyak Rp 12 miliar, saham TOWR sebanyak Rp 8,2 miliar, dan saham ITMG sebanyak Rp 8,2 miliar.

Lalu saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham BBCA sebanyak Rp 64,5 miliar, saham EMTK sebesar Rp 15,4 miliar, saham INCO sebesar Rp 11,2 miliar, saham ISAT sebesar Rp 7,8 miliar, dan saham ELSA sebesar Rp 6,5 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya