Indika Energy Bidik 50 Persen Pendapatan dari Bisnis Non Batu Bara pada 2025

Direktur Utama PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid menuturkan, perseroan telah bertransformasi sejak 2018 dengan melakukan diversifikasi usaha di luar sektor batu bara.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Apr 2021, 22:06 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2021, 20:47 WIB
Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasyid. (Bawono/Liputan6.com)
Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasyid. (Bawono/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) menargetkan kontribusi 50 persen pendapatan dari  bisnis non batu bara pada 2025.

Direktur Utama PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid menuturkan, perseroan telah bertransformasi sejak 2018 dengan melakukan diversifikasi usaha di luar sektor batu bara. Langkah ini dilakukan sebagai upaya perseroan menerapkan bisnis yang memegang komitmen standar environment, social, governance (ESG).

"Komitmen pendapatan kami ke depan the next five years, pada 2025, 50 persen dari non batu bara. Bukan tinggalkan batu bara, tetapi kami melihat pengembangan ke depan. Portofolio pengembangan usaha ke depan, masuk ke tambang emas, energi baru dan terbarukan, energi biomassa, terminal bahan bakar, teknologi digital karena antisipasi industri 4.0 dan rencana kami masuk electric vehicle," ujar dia dalam diskusi virtual, Senin (12/4/2021).

Ia menuturkan, sektor energi dan mineral juga hadapi tantangan termasuk menghadapi pandemi COVID-19. Salah satunya, tantangan yang dihadapi saat ini transisi energi menuju energi baru dan terbarukan. Ia menilai, menuju energi baru terbarukan suatu keniscayaan sehingga perlu kembali melihat energi Indonesia yang dimiliki dan dioptimalkan untuk masyarakat.

"Kita perlu memastikan Indonesia memiliki berbagai solusi energi yang beragam dan berpotensi yang dimiliki, aspek keekonomiannya. Energi terbarukan, sistem energi, terus berkembang dan semakin murah setiap tahun. Ini dapat upaya akselerasi transisi energi," kata dia.

Untuk pengembangan energi baru dan terbarukan, Arsjad menuturkan, perseroan membentuk perusahaan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMTS). PT Indika Energy Tbk menggandeng Fourth Partnery Energy (4PEL), pengembangan solusi tenaga surya di India.

"Kami bersama sudah komitmen investasi USD 500 juta untuk investasi ke depan untuk lima tahun. Sambil melihat perkembangan yang ada. Kami ingin kolaborasi, karena tadi bergotong royong, bagaimana bisa joined forces sehingga bisa hasilkan lebih cepat,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Masuk Sektor Kendaraan Listrik

Selain itu, perseroan bersama anak perusahaannya PT Indika Energy Infrastructure juga mendirikan perusahaan bernama PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI).  PT Electra Mobilitas Indonesia untuk mengembangkan sektor usaha kendaraan listrik terutama kendaraan listrik roda dua.

Arsjad menuturkan, Indonesia harus siap untuk masuk mengembangkan kendaraan listrik. Pihaknya melihat ada peluang berkompetisi dengan manufaktur dari luar negeri. Hal ini juga mendorong perseroan ikut untuk masuk ke sektor usaha kendaraan listrik.

Apalagi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) terutama berkaitan dengan baterai listrik juga banyak di Indonesia. Arsjad yakin Indonesia dapat terdepan untuk mengembangkan sektor kendaraan listrik.

 "Kita beli teknologi dari luar negeri bawa ke Indonesia, dan mengembangkannya. Kalau kembangkan dari awal take time.Kita believe Indonesia bisa berkompetisi. Akhirnya kita bisa berkolaborasi create sesuatu yang strong,” kata dia.

Selain itu, anak usaha Perseroan Kideco membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di wilayah tambang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya