Liputan6.com, Jakarta - Wakil Direktur Utama PT Bank Jago Tbk (ARTO), Arief Harris Tandjung mengungkapkan kemungkinan perseroan untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split.
Sebagai gambaran, pemecahan saham umumnya dilakukan untuk menjangkau investor ritel saat harga saham cukup tinggi. Di sisi lain, memecah nominal saham juga dimaksudkan agar harga saham lebih likuid.
Baca Juga
"Kita selalu melihat semua potensinya, tapi kami belum membuat keputusan apapun untuk saat ini. Nanti jika ada keputusan-keputusan baru pasti akan kita umumkan,” kata dia dalam diskusi virtual, Kamis (22/4/2021).
Advertisement
Hal yang menjadi fokus perseroan saat ini adalah bagaimana meningkatkan likuiditas secara berkelanjutan. Di sisi lain, Harris mengatakan perseroan merupakan perusahaan publik. Semakin banyak jumlah pemegang saham publik, maka semakin besar pula likuiditasnya.
"Pemegang saham publik itu jumlahnya besar. Sehingga sahamnya juga menjadi lebih likuid. Dengan demikian kita juga bisa menjadi benchmark untuk indeks dan sebagainya,” kata dia.
PT Bank Artos Indonesia Tbk resmi menjadi perusahaan publik setelah menawarkan saham perdana kepada masyarakat dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten ARTO pada 12 Januari 2016.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham ARTO
Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 22 April 2021, saham ARTO turun 1,62 persen ke posisi Rp 10.600 per saham.
Saham ARTO dibuka naik lima poin ke posisi Rp 10.800 per saham. Saham ARTO bergerak di kisaran Rp 10.500-Rp 10.875. Total frekuensi perdagangan saham 2.794 kali dengan nilai transaksi Rp 32,9 miliar.
Advertisement