Eagle High Plantations Lepas Saham Anak Usaha untuk Bayar Utang

PT Eagle High Plantations menjual saham anak usaha kepada PT Adau Agro Kalbar dan PT Adau Hijau Lestari.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Mei 2021, 23:48 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2021, 23:48 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) menjual seluruh saham yang dimiliki perseroan pada entitas anak yaitu PT Angrolestari Kencana Makmur (AKM) dan PT Bumi Sawit Utama (BSU) pada 16 April 2021.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/5/2021), PT Eagle High Plantations menjual saham anak usaha kepada PT Adau Agro Kalbar dan PT Adau Hijau Lestari.

Nilai transaksi dari penjualan saham PT Agrolestari Kencana Makmur sebesar Rp 115 miliar dan PT Bumi Sawit Utama sebesar Rp 18 miliar. Perseoran menyatakan pihak pembeli bukan merupakan pihak terafilasi dari perseroan.

"Tujuan dari transaksi ini memperkuat arus kas dan mengurang kewajiban utang bank yang diharapkan memberikan dampak positif terhadap kelangsungan usaha perseroan ke arah lebih baik lagi," tulis perseroan di keterbukaan informasi BEI yang diteken Sekretaris Perusahaan PT Eagle High Plantation Tbk, Satrija Budi Wibawa.

Perseroan menyatakan dampak dari transaksi tersebut akan mendorong kegiatan operasional dan keuangan lebih efektif dan efisien. Transaksi tersebut juga tidak terdapat dampak hukum terhadap perseroan.

Perseroan menyatakan, transaksi penjualan saham anak usaha ini memperkuat arus kas dan mengurangi kewajiban utang bank yang memberikan dampak positif terhadap kelangsungan usaha perseroan ke arah lebih baik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Kinerja 2020

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Perseroan mencatat pendapatan usaha turun 12,5 persen dari Rp 2,51 triliun pada 2019 menjadi Rp 2,19 triliun pada 2020. Beban pokok penjualan turun menjadi Rp 2,14 triliun pada 2020. Angka ini dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 2,50 triliun.

Dengan demikian laba kotor tercatat Rp 55,63 miliar pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,84 miliar. Jadi ada pertumbuhan laba kotor 144,26 persen. Perseroan mencatat penurunan sejumlah beban antara lain beban penjualan dari Rp 192,57 miliar pada 2019 menjadi Rp 113,16 miliar.

Beban umum dan administrasi turun menjadi Rp 229,42 miliar pada 2020. Perseroan alami rugi Rp 1,08 triliun pada 2020, menurun dari periode 2019 sebesar Rp 1,13 triliun.

Total liabilitas tercatat naik menjadi Rp 11,57 triliun pada 2020 dari periode 2019 sebesar Rp 11,18 triliun. Ekuitas perseroan susut dari Rp 4,61 triliun pada 2019 menjadi Rp 3,48 triliun.

Total aset tercatat Rp 15,06 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,79 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 41,45 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya