Ini Penjelasan soal Aset Kripto yang Sita Perhatian

CEO Indodax Oscar Darmawan menuturkan, bitcoin dan altcoin mengadopsi teknologi blockchain yang sedang berkembang

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 23 Mei 2021, 09:18 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2021, 15:29 WIB
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, Bitcoin dan Ethereum merupakan dua aset kripto yang paling populer di seluruh dunia.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, Bitcoin dan Ethereum merupakan dua aset kripto yang paling populer di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Indodax Oscar Darmawan menegaskan, uang kripto termasuk bitcon dan altcoin bisa dibeli serta dijual kapan pun investor menginginkan.

"Trading bitcoin bisa dilakukan, mau tengah malam bisa, kapanpun mau bisa dilakukan, karena memang pola perdagangan kami bisa dilakukan kapanpun," katanya secara virtual, Sabtu (22/5/2021).

Kelebihan yang lain dimiliki ialah aktivitas market dari seluruh dunia. Pergerakan harga kripto juga hampir sama di seluruh dunia. Supply dan demand mempengaruhi market dari seluruh dunia.

"Fluktuasi harga tinggi, keuntungan lebih maksimal. Fluktuasi harga tidak melulu soal kerugian. Tetapi, bisa dimanfaatkan. Saat harga jatuh, waktunya membeli. Sedangkan saat harga naik, waktunya menjual," ujarnya.

Saat ini bitcoin dan altcoin juga banyak digunakan sebagai alat pembayaran di beberapa platform. Meski di Indonesia tak populer, di luar negeri terdapat pembayaran di merchant atau toko offline.

"Bitcoin dan altcoin juga bisa ditukarkan antar exchanges," tuturnya.

Selanjutnya, inovasi teknologi yang terus berkembang. Bitcoin dan altcoin mengadopsi teknologi blockchain yang sedang berkembang dan dibutuhkan. "Ini membuat inovasi dan perkembangan teknologi aset yang terus terjadi," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Harga Bitcoin Tersungkur

Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay
Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay

Sebelumnya, harga bitcoin kembali jatuh setelah seruan intensif dari otoritas China menindak penambangan dan perdagangan uang kripto.

Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Dewan Negara mengatakan, regulasi yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi sistem keuangan. Pernyataan tersebut dirilis pada Jumat malam di China.

Regulator menegaskan perlu menindak penambangan bitcoin dan perilaku perdagangan serta dengan tegas mencegah transmisi risiko individu ke bidang sosial.

Harga bitcoin di Coin Metrics merosot lebih dari 8,5 persen karena berita tersebut. Tekanan terhadap bitcoin menambah penurunan mata uang digital itu yang sudah turun lebih dari 40 persen dari posisi puncaknya.

Mata uang kripto lainnya juga mengalami kerugian besar dengan Ethereum dan dogecoin, keduanya turun lebih dari 11 persen di tengah penurunan harga yang berkelanjutan untuk mata uang tersebut.Demikian dilansir dari CNBC, Sabtu, (22/5/2021).

Tindakan keras China ini datang hanya sehari setelah pejabat Amerika Serikat berjanji untuk bersikap keras terhadap mereja yang menggunakan bitcoin untuk melakukan aktivitas illegal secara luas termasuk penggelapan pajak.

Departemen Keuangan mengatakan akan membutuhkan pelaporan tentang transfer aset kripto lebih dari USD 1.000, seperti halnya dengan uang tunai.

Kekhawatiran di China berpusat pada sejumlah masalah. Banyak penambangan bitcoin dilakukan di China oleh komputer yang memakai energi dalam jumlah besar untuk memecahkan masalah matematika yang rumit untuk membuka uang kripto.

Pihak berwenang di seluruh dunia telah mengatakan kekhawatirannya tentang bagaimana bitcoin dan mitranya digunakan dengan cara ilegal.

"Penting untuk menjaga kelancaran pasar saham, utang dan valuta asing, menindak keras kegiatan sekuritas ilegal dan hukum berat kegiatan keuangan ilegal,” dikutip dari pernyataan itu.

Sebagai bagian dari upayanya untuk merampingkan ruang mata uang digital yang sedang berkembang, bank sentral China telah menjadi salah satu pertama di dunia yang mengembangkan mata uang digitalnya sediri yang didukung yuan.

The Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat mengatakan akan segera merilis makalah yang menguraikan penelitiannya sendiri ke dalam area mata uang digital bank sentral.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya